Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Erajaya Siasati Tren Belanja Gadget Online Vs Dominasi Offline, Perkuat Omnichannel

Kompas.com - 27/09/2023, 09:09 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perilaku belanja di masyarakat Indonesia mulai bergeser dari luring (offline) ke daring (online). Pandemi Covid-19 yang menghantam dunia sejak 2020 lalu, turut andil dalam pergeseran perilaku ini. Tren itu juga berlaku untuk pasar elektronik, seperti gadget.

Fenomena ini diamini oleh dua lembaga riset, Counterpoint Research dan International Data Center (IDC).

Menurut Associate Research Analyst IDC, Vanessa Aurelia, pangsa pasar saluran (channel) online meningkat saat pandemi. Pada 2019, pangsa pasar kanal online untuk pembelian elektronik menyentuh angka 13 persen. Angka tersebut naik menjadi 20 persen pada 2020 karena faktor pandemi.

Hal senada juga diungkap Counterpoint Research. Senior Analyst Cointerpoint Research, Febriman Abdillah mengatakan, pengiriman smartphone secara online meningkat karena konsumen terbiasa memesan gadget secara daring.

"Pengiriman smartphone online pada tahun 2020 melonjak menjadi 17 persen, dari 11 persen pada tahun 2019," jelas Febriman.

Baca juga: Pasar Ponsel Indonesia Lesu, Promo Lebaran dan Diskon Tak Cukup Merayu

Akan tetapi, mulai 2022, ketika pembatasan mulai dilonggarkan, pertumbuhan belanja online melambat karena pasar offline mulai kembali dibuka. IDC pun mengatakan hal serupa.

"Sejak PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dilonggarkan, terlihat penurunan pangsa pasar kanal online, namun angka (pangsa pasar) tetap berada pada belasan persen", jelas Vanessa.

IDC dan Counterpoint Research sepakat, pangsa pasar belanja produk gadget saat ini, masih didominasi jalur offline. Oleh sebab itu, para vendor smartphone mengatur strategi hybrid.

Febriman mengatakan, pada 2021-2022, para vendor ponsel tidak hanya bermitra dengan platform e-commerce, yang menjadi salah satu tulang punggung kanal penjualan online. Mereka juga berkolaborasi dengan jaringan retail, seperti Erajaya.

"Erajaya bersama Eraspace mulai berkembang. Toko independen dan hybrid mulai bermunculan di pasar," jelas Febriman.

"Konsumen menginginkan keaslian produk yang membuat mereka lebih memilih toko OEM (produsen) resmi dan retail ternama," imbuh Febriman.

Senada dengan Counterpoint, IDC juga mengamini bahwa marketplace khusus gadget, seperti Eraspace menjadi salah satu tempat aman bagi konsumen untuk membeli produk elektronik secara online.

Melihat tren belanja gadget secara online yang tumbuh di tengah dominasi belanja offline, Erajaya menyiasatinya dengan strategi omnichannel atau multi saluran.

Erajaya perkuat strategi omnichannel

Gerai Erafone Megastore Ruko Singosaren, Solo, Jawa Tengah.Kompas.com/Wahyunanda Kusuma Gerai Erafone Megastore Ruko Singosaren, Solo, Jawa Tengah.

Secara umum, omnichannel adalah strategi bisnis yang menggabungkan pengalaman berbelanja dari berbagai saluran, baik gerai luring, daring, dan mobile. Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman berbelanja yang lebih seamless (lancar) dan nyaman. Hal yang sama juga diharapkan Erajaya dari strategi ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com