Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wahyu Suryodarsono
Tentara Nasional Indonesia

Indonesian Air Force Officer, and International Relations Enthusiast

kolom

Teknologi Blockchain dan Potensinya di Sektor Pertahanan

Kompas.com - 11/01/2024, 12:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KONSEP kedaulatan nasional (national sovereignty) sangat erat kaitannya dengan pembangunan pertahanan.

Di era berkembangnya teknologi digital, kedaulatan dalam hal ini tidak hanya perlu dilihat dari segi aspek teritorial saja, tetapi juga pada aspek-aspek lain, yang salah satunya adalah aspek kedaulatan data.

Maraknya aksi peretasan (hacking) dan pembobolan, hingga mengakibatkan bocornya data pribadi serta dijualnya data-data tersebut kepada publik secara luas, menyebabkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap berjalannya suatu sistem keamanan data.

Di sisi lain, kesalahan dalam memasukkan maupun mengelola data yang dilakukan oleh administrator suatu sistem dapat berakibat fatal dan merugikan masyarakat dalam berbagai aspek.

Pada akhirnya, berbagai fenomena ini membuat kedaulatan data nasional menjadi sesuatu yang sangat sulit untuk kita raih.

Mengapa demikian? Salah satu faktor mengapa data sangat rentan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab dan dapat mengancam kedaulatan nasional adalah akibat disimpannya data-data tersebut dalam sistem yang bersifat tersentralisasi.

Kumpulan berbagai data digital pada umumnya disimpan dalam suatu server, yang ketika server tersebut diakses oleh penyusup, maka data yang ada di dalamnya secara otomatis dapat langsung dicuri apabila sistem keamanannya tidak terjamin.

Di samping itu, operator yang memasukan suatu data dalam server memiliki kerawanan melakukan kesalahan dalam memasukan input data, baik secara sengaja maupun tidak.

Sebagai contoh, ketika teller bank memasukkan data nasabah ke dalam sistem, terdapat potensi salah input data nasabah ketika transaksi sedang berlangsung.

Pada tingkat lebih ekstrem, teller bank tersebut dapat dengan sengaja mengubah data nasabah demi kepentingannya pribadinya.

Salah satu teknologi yang menarik dalam menyelesaikan permasalahan ini adalah konsep blockchain.

Blockchain adalah suatu jaringan yang memungkinkan transaksi atau penyebaran informasi dilakukan melalui validasi dan distribusi seluruh catatan aktivitas tersebut kepada setiap jaringan komputer (node).

Pada dasarnya, teknologi blockchain dibangun atas dasar prinsip ketidakpercayaan terhadap suatu sistem tersentralisasi, di mana di dalamnya terdapat unsur interaksi antara satu orang dengan orang yang lain.

Dalam suatu transaksi di jaringan bank, misalnya, terdapat potensi kerawanan dalam transaksi karena melibatkan bank sebagai pihak ketiga yang menjadi perantara atau server di dalam transaksi tersebut.

Kerawanan yang timbul terletak pada dapat dipertanyakannya transparansi pihak ketiga tersebut, sebagai penyalur yang membantu berjalannya suatu transaksi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com