Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ByteDance Lebih Pilih Tutup TikTok daripada Dijual ke Amerika

Kompas.com - 26/04/2024, 14:02 WIB
Bill Clinten,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - "Drama" antara pemerintah Amerika Serikat (AS) dan perusahaan asal China yang menaungi media sosial populer TikTok, ByteDance terus berlanjut. 

Belum lama ini, AS membuat suatu rencana undang-undang (RUU) soal divestasi dan pemblokiran TikTok. RUU ini sudah diloloskan DPR AS melalui kongres, dan konon akan segera diundangkan dan ditandatangani Presiden AS, Joe Biden.

Dalam RUU ini, disebutkan bahwa TikTok memiliki dua pilihan untuk operasional TikTok di AS, yaitu menjual TikTok ke perusahaan AS agar terus beroperasi atau TikTok diblokir di AS. 

Nah, kabar terbaru, yang tercantum dalam laporan Reuters, kini menyebutkan bahwa ByteDance lebih memilih untuk menyetop operasional TikTok di AS ketimbang menjual media sosial tersebut ke perusahaan AS, jika proses hukum dan pembicaraan dengan pemerintah AS gagal. 

Baca juga: Bukan Cuma di AS, TikTok Juga Diributkan di Eropa

Menurut sumber industri yang dihimpun Reuters, alasan dibalik penolakan penjualan TikTok ke perusahaan AS ini adalah karena algoritma TikTok dianggap penting untuk bisnis dan operasional ByteDance secara keseluruhan. 

Selain itu, algoritma TikTok, suatu mekanisme yang bisa merekomendasikan video-video TikTok berdasarkan minat pengguna, juga dianggap cukup akurat, bagus, dan berbeda dengan platform media sosial lainnya.

Dengan begitu, menjual TikTok ke perusahaan AS sama saja dengan membongkar "rahasia dapur" ByteDance yang telah mereka kembangkan selama ini ke semua pihak, dan algoritma ini bisa saja dicontek oleh para kompetitor TikTok.

Terkait algoritma, sumber industri ini menyebut bahwa akan cukup sulit memisahkan algoritma TikTok AS dengan algoritma TikTok secara keseluruhan, apabila TikTok dijual ke AS. Sehingga, ini bukan merupakan opsi yang "menguntungkan" bagi ByteDance.

Sumber industri yang dikutip Reuters ini turut mengatakan bahwa secara bisnis, TikTok sebenarnya hanya berkontribusi kecil pada bisnis ByteDance secara keseluruhan, dan bisnis ByteDance konon tak akan begitu berpengaruh meski TikTok dijual ke perusahaan AS.

Artinya, menjual TikTok ke AS akan terbilang sia-sia karena mungkin tak akan membuat ByteDance untung dari segi bisnis dan finansial, belum lagi kerugian yang ditimbulkan dari algoritma TikTok yang berpotensi terekspos tadi. 

Terkait rumor ini, ByteDance konon menolak untuk berkomentar, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Reuters, Jumat (26/4/2024).

Baca juga: Tiktok Melawan, Siapkan Langkah Hukum demi Cegah Pemblokiran di AS

Namun ByteDance, lewat akun resminya di media sosial berbahasa China Toutiao, mengatakan bahwa mereka tidak ada rencana untuk menjual TikTok ke AS.

Pernyataan resmi ini merupakan respons dari sebuah artikel media internasional TheInformation, yang menyebut bahwa TikTok tengah menjajaki sejumlah skenario untuk menjual media sosial itu ke AS, namun tanpa teknologi algoritma aplikasi tersebut. 

Dikasih waktu 9 bulan

Ilustrasi TikTok Pixabay Ilustrasi TikTok

Seperti disebutkan di atas, mengacu pada RUU soal divestasi dan pemblokiran TikTok di AS, ByteDance memiliki dua pilihan untuk operasional TikTok di AS, yaitu menjual TikTok ke perusahaan AS agar terus beroperasi atau TikTok diblokir di AS.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com