Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TechTravel #11: Menjajal Smartphone Huawei Ascend Mate 7

Kompas.com - 21/02/2015, 20:02 WIB
Pepih Nugraha

Penulis

Untuk prosesor, seri “Snapdragon” dari Qualcomm yang umum digunakan di ponsel pintar tidak dicangkokkan di Huawei Mate7 ini. Sebagai gantinya, ia menggunakan mesin baru yang digadang-gadang lebih cepat bernama Hisilicon Kirin 925 dengan RAM 2 GB.

Baterai berkekuatan 4100 mAh yang memungkin tahan selama dua hari secara penuh. Hal yang tidak saya temukan di ponsel lain di kelasnya adalah dual SIM card, nano dan micro, yang slot-nya diletakkan di samping tombol on/off. Sedangkan speaker berada di belakang bagian bawah, agak ke kiri dan jack headphone ada bagian atas.

Mengapa Tiongkok masih tergantung kepada Android milik Google dan tidak berusaha mengembangkan mesin sendiri? Pertanyaan ini saya ajukan kepada Ellen karena Samsung dan hampir seluruh ponsel lain, kecuali Apple iPhone tentunya,  sangat bergantung Android sehingga terkesan tidak ada diferensiasinya kalau Huawei Mate7 juga melakukan hal yang sama.

Jawaban Ellen adalah, “We are following the consumer needs. Android yang paling laku di pasar dan menguasai dunia saat ini. Untuk kebutuhan apapun aplikasinya bisa dicari di Android.”
Saya kemudian mencoba login dengan menggunakan finger print scanner dan dalam beberapa detik layar ponsel bisa diaktifkan karena sudah menyimpan sidik jari saya.

Mengenai baterai yang digadang-gadang sebagai “tahan lama” itu, saya mencoba posisi lowbatt saat tenaganya hanya tersisa 7 persen. Dengan sisa “nafas” hanya 7 persen dan akan terus berkurang, Huawei Mate7 memang tidak bisa digunakan untuk browsing.  Namun demikian, ia masih bisa berfungsi untuk menjawab telepon, berkirim pesan singkat (SMS), bahkan menelepon.

Sebagaimana yang pernah saya ceritakan lewat catatan TechTravel yang lalu, smartphone jenis ini sudah mengalami pengujian bertahap dengan cara “menyiksa” gadget di ruang uji coba ketahanan fisik dan radiasi yang minimalis di markas Huawei di Shenzhen.

Kekurangan dari Huawei Mate7 ini saat dilempar ke pasar Indonesia ada di harga yang masih berkepala “6”. Tetapi untuk sebuah kemewahan, performa mesin yang cepat, dan tampilan yang stylish, memang selalu ada harganya. Jujur, saya sendiri berniat memilikinya.

Besok catatan perjalanan TechTravel saya ke Tiongkok ini akan segera berakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com