Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEO Sony Mobile Tanggapi "Tudingan" Contek Xiaomi

Kompas.com - 02/04/2015, 13:14 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Xiaomi sedang jadi primadona di jagat teknologi. Mengandalkan ponsel Android murah, pabrikan Tiongkok ini mampu melengserkan dominasi beberapa vendor pesaingnya.

Sebut saja LG. Pabrikan asal Korea Selatan tersebut harus lapang dada setelah posisinya sebagai produsen smartphone terbesar ketiga digeser Xiaomi. Padahal, baru lima tahun Xiaomi melalang buana di industri smartphone.

Rupanya umur jagung memang tak bisa dijadikan alasan meremehkan si "Apple Tiongkok". Melihat kesuksesannya, beberapa vendor pun disebut-sebut sengaja mengikuti jejak Xiaomi dalam strategi penggodokan dan pemasaran produk.

Sony Mobile adalah salah satu vendor yang pernah "dituduh" mengikuti strategi "smartphone murah" ala Xiaomi. Pertengahan Maret lalu, Sony baru saja menelurkan produk Xperia E4 yang menyasar kelas menengah ke bawah.

Menanggapi hal ini, Presiden & CEO Sony Mobile Communication, Hiroki Totoki, membantah anggapan tersebut. "Hal terpenting bagi kami adalah menjadi berbeda dan unik," katanya saat ditemui KompasTekno, Rabu (1/4/2015) di Kantor Sony Mobile Indonesia, Wisma GKBI, Jakarta.

Totoki-san, begitu ia kerap disapa, merespon kesuksesan dini Xiaomi sebagai hal wajar yang patut dihormati. Namun, "kami tak takut," ujarnya.

Pimpinan Sony Mobile yang baru menjabat selama empat bulan ini, mengakui bahwa persaingan industri smartphone saat ini memang menantang bagi semua vendor. "Kami selalu punya kompetitor. Khususnya karena industri smartphone sedang tumbuh pesat," ia menjelaskan.

Harga dan spesifikasi perangkat, kata Totoki San, adalah elemen penting bagi tiap vendor dalam menentukan arah pasar smartphone. Dalam hal ini, Sony mengaku selalu mencari titik keseimbangan antara kedua elemen tersebut. Yang jelas, "pengalaman terbaik pengguna adalah strategi kami," kata dia.

Pabrikan Jepang ini menggarisbawahi bahwa smartphone tak ubahnya perangkat paling setia yang menemani kehidupan kita saat ini. Dalam segala kesempatan, mayoritas masyarakat modern kerap memfungsikan smartphone. Untuk akses media sosial, telepon, chatting, atau sekadar bermain game.

Melihat pentingnya peran smartphone dalam kehidupan manusia, Sony tak ingin terjebak dalam lingkaran produsen smartphone murah. "Ke depannya produk-produk kami bakal lebih fokus ke smartphone high-end dan sophisticated," kata Totoki.

Bagaimana Sony menjadi "berbeda"?

Di tengah tingginya minat pasar atas smartphone murah seperti yang diakomodir Xiaomi, Sony tetap optimis tak ikut arus. Totoki yakin bahwa smartphone berkualitas lebih unggul ketimbang hanya mengandalkan harga murah.

"Kita punya banyak kaki bisnis. Antara lain Sony Entertainment, Sony Music, Sony Computer, PlayStation, dan lainnya," kata Totoki saat ditanya apa perbedaan dan kekuatan Sony untuk bersaing di industri mobile.

Ke depannya, antar-lini bisnis Sony bakal jadi sistem integrasi yang saling menguntungkan. Strategi ini menyambung cita-cita CEO Sony Kazuo Hirai dalam menciptakan "One Sony".

Contoh sederhananya adalah inovasi Sony mengembangkan teknologi NFC (Near Field Communication) pada perangkat-perangkat buatannya. NFC memungkinkan berbagai perangkat Sony saling terhubung satu sama lain hanya melalui sentuhan.

Konsep ini meminjam prinsip tapping saat kita menaiki Commuter Line atau Trans Jakarta. Pun juga yang terjadi saat kita melakukan pembayaran dengan kartu elektronik.

Beberapa perangkat Sony sudah disematkan teknologi NFC. Pengguna yang sedang mendengarkan musik di smartphone, misalnya, dapat menyambung musik tersebut ke speaker agar suara lebih kencang. Caranya hanya dengan mendekatkan lambang NFC di kedua perangkat.

Sama halnya ketika pengguna ingin membidik gambar lewat smartphone. Kadang gambar yang ingin dibidik terpaut jarak jauh dan tak bisa dijangkau kamera smartphone. Tak perlu bingung, cukup rekatkan lambang NFC di smartphone dengan lambang NFC di lensa kamera buatan Sony. Maka, kemampuan lensa bakal ditransfer ke smartphone.

Dengan teknologi teranyar, pengguna juga bisa menghubungkan smartphone, PlayStation, dan Smart TV. Ini membantu mereduksi kerepotan saat sedang main PS menggunakan televisi. Kerap, permainan harus terhenti ketika teman datang dan ingin menonton serial drama, contohnya.

Tak perlu gondok, cukup pindahkan layar tampilan PS dari televisi ke smartphone. Lalu, teman bisa menonton serial drama kesukaannya tanpa mengganggu aktivitas bermain PS.

"Kita kembangkan teknologi konektivitas tinggi antara pengguna dan mesin, mesin dan pengguna, serta mesin dan mesin," kata Totoki San.

Sistem yang sudah dikembangkan Sony ini mengacu pada konsep Internet of Things (IoT). Saat ini, semua perusahaan teknologi punya visi menuju realisasi konsep tersebut. Yakni keterhubungan tingkat tinggi antar benda-benda di kehidupan manusia.

Lini bisnis Sony yang beragam bisa jadi mempermudah pengembangan IoT ala Sony. Pasalnya, diharapkan 2020 mendatang semua raksasa teknologi sudah bermigrasi ke implementasi konsep tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com