JAKARTA, KOMPAS.com - Gaya hidup sehat menjadi tren di kalangan masyarakat urban beberapa tahun belakangan. Running shoes dan celana training yang seyogyanya digunakan berolahraga, beralih jadi ikon fesyen untuk jalan-jalan ke mal atau nongkrong di cafe.
Di ranah kuliner, infuse water dan diet mayo menjadi obrolan hangat. Diet mayo adalah paket diet 13 hari tanpa mengkonsumsi garam dan air es. Diperkenalkan oleh Mayoclinic di Amerika Serikat, cara ini diklaim bisa menurunkan berat badan hingga 6 kilogram sekaligus menghilangkan racun dalam tubuh.
Gelagat tren diet mayo diendus Stefani Sidharta. Segera setelah menyelesaikan kuliah di Universitas Bina Nusantara, Stefani memutuskan terjun ke bisnis catering diet mayo bersama rekannya, Firmansyah.
Popularitas diet mayo dimulai dari Instagram
Sejak akhir tahun lalu, distribusi informasi ihwal diet mayo mengalir deras lewat beragam media sosial, utamanya Instagram. Hingga kini, lebih dari 36.000 foto dengan tagar #dietmayo bertebaran di Instagram.
Melihat peluang yang menjanjikan, pada 18 Agustus 2014, Stefani dan Firmansyah resmi mendirikan catering makanan sehat yang diberi nama "Healthy Bento". Catering yang mengandalkan penjualan lewat jalur online, khususnya Instagram, berpusat di Apartemen Mediterania Tanjung Duren.
"Kami sempat melakukan riset media sosial. Hasilnya yang cocok untuk jualan adalah Instagram. Kemudian diikuti Facebook dan Twitter," kata Stefani pada KompasTekno, pekan lalu.
Tak sampai setahun, Healthy Bento telah memiliki 1143 pengikut Instagram yang kebanyakan menjadi pelanggan setia. Dalam ekspansi pasarnya, Healthy Bento mengoptimalkaan penggunaan tagar. Menurut Stefani, fitur tersebut sangat efektif untuk menarik massa.
"Hampir semua orang yang melakukan pembelian produk mengenal kami dari tagar Instagram. Hanya sedikit sekali pelanggan kami yg memperoleh informasi produk dari teman atau situs," ia menjelaskan.
Hal ini diamini Kartika, pemilik catering diet mayo "Erakartika" yang berdomisili di Surabaya. Menurutnya, tagar di Instagram mempermudah netizen untuk mengakses produk yang dicari. "Instagram adalah media yang paling tepat untuk memasarkan produk dan lebih gampang laku. Kalau seseorang ingin mencari barang, cukup ketik tagar produk yang diinginkan. Lalu produk itu akan muncul," ia menjelaskan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan