Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch S. Hendrowijono
Pengamat Telekomunikasi

Mantan wartawan Kompas yang mengikuti perkembangan dunia transportasi dan telekomunikasi.

kolom

Soal Pembatasan Kartu SIM, Tak Hanya KNCI yang Dirugikan Kominfo

Kompas.com - 06/04/2018, 14:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kewajiban satu NIK untuk tiga kartu perdana juga berdampak pada jaringan pemasaran produk operator. Menjelang kebijakan registrasi diberlakukan, mitra distributor diam-diam diwajibkan mengaktifkan seluruh kartu perdana yang masih ada di gudang mereka.

Akibatnya, kartu perdana membanjiri pasar yang otomatis harganya rendah, karena distributor terpaksa menjual jauh di bawah harga beli.

Dampak lebih luas, jumlah pelanggan operator meningkat signifikan hanya dalam tiga bulan, seperti Indosat yang pelanggannya naik 13 juta, dari 97 juta pada triwulan 3 tahun 2017 menjadi 110,2 juta pada akhir tahun. Telkomsel pun sama, dari 178 juta menjadi 196,3 juta.

Saat ini dengan jumlah kartu SIM aktif sekitar 300 juta untuk 264 juta penduduk, lalu pasar digerojok terus dengan kartu perdana, yang terjadi semacam permainan, zero sum game.

Penambahan pelanggan di satu operator akan membuat pelanggan operator lain berkurang.
Di sisi lain lagi, data menyebutkan, dalam setahun pasar digerojok sampai 600 juta lembar kartu SIM perdana, suatu bisnis yang sangat menggiurkan bagi hanya beberapa pemasok kartu tertentu.

Siapa pun dia, tidak akan mudah membiarkan rezeki Rp 600 miliar sampai Rp 1,2 triliun ini hilang begitu saja.

Tampaknya perlu perbaikan cara penjualan paket data tanpa melibatkan kartu SIM perdana.***

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com