Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Galaxy S9 Lesu, Ini Kata Analis

Kompas.com - 01/08/2018, 16:20 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber BBC


"Bixby (virtual assistant Samsung) misalnya, belum sesukses apa yang diharapkan," imbuh Cozza.

Masalah inovasi yang lama juga diungkapkan analis Canalys, Ben Stanton. Menurutnya, dalam rentang waktu antara perilisan Galaxy S8 dan Galaxy S9, spesifikasi dan desain bisa ditiru vendor lain.

"Ketika Galaxy S8 meluncur 2017 lalu, ia adalah pionir produk dan belum ada yang menyerupai produk tersebut sebelumnya," jelas Stanton.

"Tapi sekarang sudah banyak produk yang mirip dan kadang harganya lebih baik," imbuhnya.

Ancaman ponsel China

Pada masanya, Samsung pernah mendominasi pasar China, yang menjadi pasar smartphone terbesar dunia. Namun dari laporan Canalys terbaru, tahtanya tergusur oleh brand lokal seperti Xiaomi.

Beberapa vendor lokal lainnya seperti Oppo, Vivo, dan Huawei juga mendominasi lima besar smartphone terlaris di China.

"Xiaomi khususnya, sangat sukses membawa spesifikasi di ponsel premium seperti yang ada di Samsung, dengan banderol lebih murah," jelas Stanton.

Di samping itu, teknologi yang dibuat Huawei di ponselnya juga lebih dari yang ditawarkan Samsung.

"Tersemat teknologi kecerdasan buatan (AI) di dalam chipset, tiga kamera di punggung Huawei P20 Pro. Itu melebihi ekspektasi," terangnya lagi.

Terlalu sibuk menyindir Apple?

Sudah bukan rahasia umum jika rivalitas Samsung dan Apple semakin terang-terangan. Terakhir, dalam 10 hari saja, Samsung memberondong tujuh iklan sindiran ke Apple.

Beberapa fitur dan spesifikasi yang dibawa Apple mendapat nyinyiran, seperti hilangnya port jack,fast charging yang dijual terpisah, notch atau poni di iPhone X, dan peforma iPhone yang disebut lelet dibanding Galaxy S9.

Baca juga: Samsung Sebar 4 Iklan untuk Sindir iPhone X

Tujuannya memang menduelkan spesifikasi Galaxy S9 dan lini iPhone, namun bisa jadi yang ditangkap konsumen justru hanya sindiran yang tak pernah habis.

"Samsung mungkin hari meninggakan strategi itu (iklan sindiran) dan lebih banyak fokus ke fitur yang membuat produknya unik," jelas Cozza.

Upaya Samsung

Dirangkum KompasTekno dari BBC, Rabu (1/8/2018), salah satu upaya Samsung dalam jangka pendek untuk mengembalikan profit adalah meningkatkan fitur baru di level low-end. Cara ini sudah dipraktikkan untuk pasar India, yang menjadi pasar smartphone kedua terbesar di dunia.

Baca juga: Dua Ponsel Ini Bikin Samsung Kalahkan Xiaomi di India

Duo Galaxy J6 dan J8 yang notabene smartphone level mid-range menjadi ponsel terlaris ketiga di India. Alhasil, Samsung kembali memuncaki posisi pertama pengapalan smartphone di India setelah dua kuartal berturut-turut dikudeta Xiaomi.

"Kami juga akan meningkatkan harga yang kompetitif," ujar kepala bisnis mobile Samsung, KyeongTae Lee.

Strategi jangka panjang, seperti yang sudah banyak dibicarakan, Samsung berambisi mengenalkan ponsel lipat pertama di dunia.

"Kami telah melakukan riset dan mengembangkan ponsel lipat dalam beberapa tahun," ujar salah satu eksekutif Samsung.

Penggarapan ponsel lipat, menurutnya, sudah sampai pada tahap stabilisasi kinerja serta ketahanan ponsel. Ponsel yang selama ini disebut dengan Galaxy X tersebut diperkirakan akan meluncur tahun 2019 mendatang, bersamaan dengan ulang tahun ke-10 ponsel seri Galaxy S.

Agaknya Samsung harus bergerak cepat untuk inovasi paling progresif ini jika tak ingin bernasib sama dengan Galaxy S9. Sebab, Huawei berencana menyalip Samsung untuk meluncurkan smartphone lipat pertama dunia, sementara vendor lain juga tengah menyiapkannya.

Baca juga: Huawei Bakal Mendului Samsung Rilis Ponsel Lipat?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com