KOMPAS.com - Informasi tentang penyebaran virus Corona atau Covid-19 semakin banyak bermunculan, apalagi setelah dua warga negara Indonesia dinyatakan positif COID-19.
Namun informasi yang hilir mudik di berbagai platform media sosial dan layanan pesan instan tak sedikit yang simpang siur dan justru membuat panik. Hal ini lah yang menjadi dasar dibentuknya tim KawalCOVID19.
Baca juga: WHO Unggah Video TikTok soal Virus Corona
Tim ini diinisiasi oleh seorang praktisi teknologi informasi, Ainun Najib yang juga menjadi salah satu pendiri tim KawalPemilu beberapa tahun lalu. Dalam akun Twitter pribadinya, Ainun mengaku inisiatif ini datang tiba-tiba pada 1 Maret 2020.
Inisiatif @KawalCOVID19 ini spontan saya lontarkan kemarin pagi hari Minggu 1 Maret. Karena melihat kesimpangsiuran informasi yang beredar di Indonesia, padahal urgensi hitungan hari itu nyata. Dan ndilalah hari ini Senin 2 Maret diumumkan 2 kasus positif pertama di Indonesia ???????? pic.twitter.com/wiAEs0MxjR
— Ainun Najib (@ainunnajib) March 2, 2020
Seperti dihimpun KompasTekno dari akun Twitternya, Selasa (3/3/2020), KawalCOVID19 bertujuan untuk memberikan informasi berdasarkan validasi data yang dihimpun tanpa membubuhkan opini.
Sehingga, informasi yang dikomunikasikan masyarakat tidak menimbulkan kepanikan di tengah kegentingan virus Corona di Indonesia.
4) Kami akan terus berupaya membangun proses verifikasi info / data / berita sehingga yang sampai ke publik itu valid - semua info kudu berbasis bukti (evidence -based) maka kami tidak akan beropini, misal: 'membesar-besarkan sesuatu' atau 'mengecilkan sesuatu'
— KawalCOVID19 (@KawalCOVID19) March 2, 2020
KawalCOVID19 tentu berbeda dengan KawalPemilu yang mengacu pada data formulir C1 plano. Tim ini dibantu beberapa relawan yang bergerak di bidang medis dan data untuk mengumpulkan informasi.
Dua relawan yang diperkenalkan adalah Dewindra W, seorang dokter yang bekerja di Palang Merah International. Ia disebut aktif melakukan edukasi kesehatan masyarakat dan penanganan wabah di Indonesia dan Timor Leste.
Baca juga: Penjualan Galaxy S20 Lesu, Samsung Salahkan Virus Corona
Relawan kedua adalah Septian Hartono, seorang asisten profesor dan peneliti MRI di salah satu rumah sakit di Singapura. Selain mereka, KawalCOVID19 juga didukung para relawan lain dari lintas profesi, mulai dari karyawan swasta hingga LSM, termasuk para relawan IT.
Untuk mengetahui apa saja informasi yang berhasil dihimpun tim KawalCOVID19, pengguna internet bisa mengikuti akun Twitter resmi mereka dengan nama yang sama di tautan berikut.
Kendati demikian, sebagai acuan utama, masyarakat sebaiknya tetap merujuk pada informasi dan imbauan resmi dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.