KOMPAS.com -Tiang-tiang menara base transceiver receiver (BTS) dibakar oleh sekelompok orang di Inggris, setelah beredar hoaks teori konspirasi yang menghubungkan antara teknologi 5G dan penyebaran virus corona.
Hoaks teori konspirasi itu beredar di kalangan masyarakat Inggris dalam bentuk video yang menyebar lewat platform media sosial YouTube dan Facebook.
Laporan pembakaran menara BTS muncul di wilayah Birmingham, Liverpool dan Melling di Merseyside. Pemadam kebakaran dan polisi setempat tengah mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan atas kasus tersebut.
Baca juga: Ancaman Tersembunyi di Balik Potensi Besar 5G
Sejumlah pemangku kepentingan di Inggris merasa tidak percaya atas tindakan yang dilakukan warganya, dan prihatin atas kejadian tersebut.
Menteri Kabinet Inggris, Michael Gove mengatakan bahwa tindakan membakar menara BTS seluler adalah tindakan "Omong kosong dan berbahaya."
Dalam kicauan di Twitter, Departemen Digital, Budaya, Media, dan Olahraga Inggris juga menegaskan bahwa tidak ada hubungannya antara jaringan 5G dengan virus corona.
We are aware of inaccurate information being shared online about 5G. There is absolutely no credible evidence of a link between 5G and coronavirus
For COVID-19 advice:
????NHS https://t.co/EI0XLYsqWE
— DCMS (@DCMS) April 3, 2020
????GOVUK https://t.co/aWe30Ayl8X
????Full Fact research https://t.co/QWYcc4bOEg
"Kami menyadari [terdapat] informasi yang tidak akurat dibagikan secara online tentang 5G. Sama sekali tidak ada bukti yang kredibel tentang tautan antara 5G dan coronavirus itu," tulisnya melalui twitter, Jumat (3/4/2020).
Sementara badan perdagangan Mobile UK mengatakan bahwa rumor dan teori konspirasi semacam itu "Memprihatinkan."
Baca juga: Cegah Corona, Xiaomi Bagikan Tips Membersihkan Ponsel
Di sisi lain, Direktur Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris, Stephen Powis merasa malu atas tindakan yang dilakukan beberapa orang tersebut.
"Saya benar-benar marah dan jijik kepada orang-orang yang mengambil tindakan terhadap infrastruktur yang kita butuhkan untuk mengatasi keadaan darurat ini," katanya.
Sejumlah foto dan video yang beredar menunjukkan kotak BTS di menara terlihat terbakar. Namun belum bisa dipastikan apakah BTS yang terbakar itu adalah BTS 5G atau bukan.
Hoaks corona menyebar lewat 5G
Dirangkum KompasTekno dari laman TheVerge, Minggu (5/4/2020), teori konspirasi tersebut mengklaim bahwa virus corona berasal dari Wuhan, karena kota tersebut baru-baru meluncurkan jaringan 5G.
Baca juga: Menguji Kecepatan Internet 5G Telkomsel di Batam, Berapa Kencang?
Teori konspirasi palsu itu juga tidak menyebutkan bahwa virus ini telah melanda negara-negara yang belum menggunakan layanan 5G, seperti Jepang dan Iran.
Full Fact, lembaga pemeriksa fakta yang bersifat non-profit dan independen di Inggris, mengklaim bahwa tidak ada bukti ilmiah yang menghubungkan pandemi Covid-19 dengan teknologi 5G, juga tidak ada efek kesehatan negatif 5G secara langsung ke tubuh manusia.
Frekuensi 5G menggunakan gelombang radio yang lebih tinggi daripada 4G atau 3G, tetapi pemerintah Inggris memastikan bahwa tingkat radiasi elektromagnetik 5G di Inggris jauh di bawah ambang batas yang dibolehkan secara internasional.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.