Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Startup Indonesia Jadi Idaman Perusahaan Teknologi Amerika

Kompas.com - 07/12/2020, 09:24 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Potensi startup di Asia Tenggara

Jefrey Joe, co-founder and general partner di modal ventura Alpha JWC, mengatakan masuknya startup Indonesia dalam peta investasi perusahaan AS tidak terlepas dari peran Sea Group, perusahaan publik asal Singapura.

Sea Group yang terdaftar di New York Stock Exchange kini menjadi perusahaan paling bernilai di Asia Tenggara. Salah satu anak perusahaan Sea Group adalah e-commerce Shopee yang saat ini menjadi salah satu e-commerce papan atas di Indonesia.

Menurut Joe, Sea Group berhasil "mendidik" pasar Asia Tenggara, menunjukkan pada dunia bahwa perusahaan di Asia Tenggara bisa menjadi perusahaan yang berkembang, stabil, dan punya pondasi yang kuat.

Indonesia, menurut Joe, adalah pasar potensial bagi layanan dompet digital Sea Group, SeaMoney. Dirangkum dari Nikkei Asia, nilai saham Sea Group naik lebih dari empat kali lipat tahun ini.

Bukan cuma soal modal

Suntikan dana dari perusahaan AS bukan cuma menguntungkan dari segi modal saja bagi startup di Indonesia. Investasi juga memungkinkan perusahaan rintisan untuk meningkatkan profil mereka di "muka" investor global lainnya.

Hal ini penting apabila mereka berencana untuk ekspansi pasar di luar Indonesia, misalnya dengan skema dual listing di pasar luar negeri. Joe menambahkan sumber modal alternatif bagi startup yang telah berdiri selama 10 tahun dan tumbuh pesat, cukup terbatas.

Investor konvensional, menurut Joe bisa saja kurang "nyaman" dengan nilai valuasi yang dimiliki startup. Di sinilah ruang yang bisa dimasuki perusahaan Silicon Valley.

Baca juga: Telkomsel Kucurkan Dana Rp 2,1 Triliun ke Gojek

"Terlebih, mereka (perusahaan teknologi global) telah memahami permainan. Mereka paham apa yang (startup) unicorn bangun karena mereka juga telah melewati proses tersebut (yang sama)," jelas Joe.

Stegmann mengatakan, saat ini investor tidak hanya melirik investasi untuk mengembangkan super-app dan payment saja.

Perusahaan juga membidik sektor layanan komputasi awan di Indonesia yang disebut sebagai salah satu kunci penggerak strategis" bagi investasi mereka. Layanan komputasi awan menjadi sumber pendapatan besar untuk perusahaan teknologi.

"Ada kebutuhan untuk mengunci pelanggan besar dan membangun penggunaan serta ekosistem yang kredibel. Itu mengapa investasi ini sangat cerdas," imbuh Stegmann.

Saat ini, Gojek dan Tokopedia tercatat menggunakan layanan Google Cloud. Lalu Bukalapak, pindah dari Google ke Microsoft setelah kesepakatan investasi baru.

Bukan hanya perusahaan Amerika. Konglomerat asal China, Alibaba Group Holding juga memiliki dua data center di Indonesia dan berencana membangun yang ketiga tahun depan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com