Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Terakhir Trump Jelang Lengser, Larang Huawei Pakai Prosesor Intel

Kompas.com - 19/01/2021, 10:40 WIB
Bill Clinten,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Menjelang akhir masa kepemimpinan yang akan berakhir 20 Januari, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menjatuhkan "serangan terakhir" ke perusahaan teknologi asal China, Huawei.

Menurut sejumlah laporan yang beredar, Trump berencana melarang sejumlah perusahaan asal AS, termasuk pembuat chip Intel memasok beberapa komponen ke Huawei.

Trump sendiri sebelumnya memang telah memblokir Huawei untuk bermitra dengan berbagai perusahaan AS, pasca perusahaan asal China ini masuk ke dalam daftar hitam "Entity List" pada 2019 lalu.

Sekitar September 2020, beberapa perusahaan, termasuk Intel, mendapatkan lisensi agar mereka bisa memasok komponen ke Huawei, dengan syarat bahwa komponen yang dimaksud tidak berhubungan dengan 5G.

Kabar terbaru terkait Huawei tersebut, tidak menyebutkan secara spesifik lisensi apa saja yang dicabut. Begitu juga perusahaan yang sebelumnya memiliki lisensi kerja sama dengan Huawei. Terlebih, kabar ini juga belum tentu benar adanya.

Namun, apabila rumor ini akurat, Huawei diprediksi bakal kesulitan untuk membuat berbagai produk besutan perusahaan, misalnya jajaran produk laptop seri Matebook yang ditenagai dengan prosesor Intel.

Baik pihak Huawei maupun Intel belum memberikan komentar resmi terkait kabar ini, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Reuters, Selasa (19/1/2021).

Baca juga: AS Hapus Perusahaan Jack Ma dari Daftar Hitam Investor

Sementara itu, Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa pihaknya terus bekerja sama dengan sejumlah lembaga untuk menerapkan kebijakan lisensi yang bisa "melindungi keamanan nasional dan kebijakan luar negeri AS".

Konon, pencabutan lisensi ini merupakan "hukuman" terakhir yang bakal dijatuhkan oleh Trump kepada Huawei. Sebab, beberapa hari lagi ia akan digantikan dengan Presiden AS terpilih yang baru, Joe Biden.

Belum diketahui apakah Biden bakal melanjutkan atau mencabut kebijakan yang memberatkan Huawei tersebut atau tidak.

Baca juga: Xiaomi, Depak Apple dari 3 Besar kemudian Masuk Daftar Hitam AS

Kembali kelabakan?

Terlepas dari lisensi, kebijakan Trump yang menjebloskan Huawei ke daftar Entity List atas dugaan ancaman keamanan nasional AS sendiri agaknya sudah membuat Huawei "kelabakan".

Selain dilarang menggunakan sistem operasi Android yang menggunakan layanan Google Mobile Services (GMS), Huawei dipaksa untuk mencari alternatif produsen chip selain Qualcomm dan TSMC.

Huawei juga belakangan mencoba untuk mandiri dan lepas dari AS, salah satunya dengan menjual bisnis smartphone Honor ke suatu konsorsium. Dana dari penjualan merek ini kemungkinan dipakai untuk membangun strategi baru perusahaan.

Kemudian, Huawei juga turut mengembangkan Huawei Mobile Services (HMS) bersama dengan App Gallery untuk lepas dari GMS dan Google Play Store.

Di luar Huawei, Trump sendiri tampaknya "belum puas" untuk mempersulit berbagai perusahaan teknologi asal China bekerja sama dengan perusahaan lokal.

Pekan lalu, Trump bahkan memasukkan sembilan perusahaan asal China baru, termasuk vendor smartphone Xiaomi, ke dalam daftar hitam (blacklist) investasi AS.

Berbeda dengan Huawei, daftar hitam yang menjerat sejumlah perusahaan ini mengharuskan para investor asal AS menjual (divestasi) seluruh saham yang mereka miliki selambat-lambatnya pada 11 November 2021.

Baca juga: Sama-sama Diblokir AS, Nasib Xiaomi Beda dengan Huawei

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com