Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Spyware Pegasus, Presiden Jokowi Diminta Tak Pakai WhatsApp

Kompas.com - 27/07/2021, 11:03 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa kepala negara, aktivis, politisi, dan jurnalis dikabarkan menjadi target spyware Pegasus buatan perusahaan Israel, NSO Group.

Menurut laporan Amnesty International dan Citizen Lab, total ada 50.000 nomor ponsel yang menjadi sasaran potensial perangkat pengintai Pegasus, termasuk 10 perdana menteri, tiga presiden, dan seorang raja yang disebut menjadi target Pegasus.

Baca juga: Apa Itu Spyware Pegasus dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Terkait ancaman ini, pemerhati keamanan siber sekaligus kepala Lembaga Riset Siber CISSRec, Pratama Persadha, menyarankan agar presiden dan pejabat penting negara, termasuk Presiden Jokowi, untuk tidak lagi menggunakan WhatsApp sebagai media telekomunikasi.

Sebab, aplikasi perpesanan instan itu dianggap menjadi pintu masuk spyware Pegasus yang paling mudah.

"Bila menilik malware Pegasus, cukup dengan panggilan WhatsApp, ponsel penerima sudah terinfeksi, bahkan tanpa harus menerima panggilannya. Dengan metode yang sama dan mengirimkan file lewat WhatsApp, juga bisa menyebabkan peretasan," jelas Pratama.

Pratama menyontohkan, salah satu kasus yang sempat ramai beberapa waktu lalu, yakni peretasan iPhone milik Jeff Bezos pada 2020. iPhone milik bos Amazon itu dikabarkan diretas melalui WhatsApp.

Baca juga: iPhone Bos Amazon Diretas via WhatsApp, Facebook Malah Salahkan Apple

Menurut hasil investigasi, Bezos diketahui menerima pesan WhatsApp yang diduga dikirim oleh Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Pesan tersebut berisi sebuah video berukuran 4,22 MB yang mengandung malware.

Dari hasil analis forensik digital, yang dilakukan firma konsultasi bisnis kenamaan asal AS, FTI terhadap ponsel Bezos, ditemukan bahwa software yang digunakan untuk meretas iPhone milknya adalah spyware Pegasus.

Menurut Pratama, ancaman serupa juga bisa menyasar pejabat tinggi Tanah Air.

"Ponsel apa pun termasuk iPhone masih bisa ditembus oleh Pegasus," jelas Pratama dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno.

Ia menyarankan agar dilakukan tindakan forensik pada perangkat yang digunakan pejabat.
Selanjutnya, baru dilakukan protokol keamanan untuk nomor yang digunakan komunikasi antar-petinggi negara. Nomor tersebut harus dirahasiakan dan tidak dibocorkan ke siapa pun.

"Langkah preventif yang paling bisa dilakukan adalah menggunakan software enkripsi, sehingga data yang ditransmisikan atau dicuri oleh Pegasus tidak serta-merta langsung bisa dibuka atau diolah," imbuh Pratama.

Baca juga: Presiden Perancis Ganti Ponsel karena Spyware Pegasus

Sebelumnya dilaporkan, Presiden Perancis Emmanuel Macron telah mengganti ponsel dan nomor telepon selulernya setelah masuk daftar target Pegasus.

Ilustrasi Spyware Pegasus.Istimewa Ilustrasi Spyware Pegasus.

Menurut laporan media asal Perancis, Le Monde, dalam kasus ini klien Pegasus yang teridentifikasi menyasar perangkat Macron adalah layanan keamanan Maroko yang tidak dikenal.

Malware Pegasus berbahaya

Menurut Pratama, Pegasus merupakan malware jenis pengintai yang berbahaya. Spyware ini masuk ke perangkat seseorang dan melakukan kegiatan pengintaian.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com