KOMPAS.com - Dalam beberapa tahun terakhir, Facebook kerap disangkutpautkan dengan isu politik, terutama di Amerika Serikat. Sebagian pihak menuding rakasasa jejaring sosial itu dikuasai oleh konspirator politik dan tokoh sayap kanan kontroversial Negeri Paman Sam.
Tudingan itu lantas dijawab Facebook dengan data yang dipublikaskan Facebook lewat blog resmi. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa konten-konten berbau politik lebih sedikit diakses pengguna, dibanding video kucing peliharaan misalnya.
Untuk pertama kalinya, Facebook memaparkan data apa saja konten yang dikonsumsi pengguna Facebook di AS dalam tiga bulan terakhir, terhitung mulai 1 April hingga 30 Juni 2021.
Baca juga: Facebook Mulai Batasi Konten Politik di Indonesia, Apa Dampaknya bagi Pengguna?
Data tersebut mencakup domain, tautan, laman, dan unggahan yang melintas di News Feed Facebook. Laporan ini mulai sekarang rencananya akan dipublikasikan setiap kuartal.
Secara keseluruhan, konten bernuansa politik tidak begitu banyak dikonsumsi ketimbang konten lain, seperti konten keluarga atau video hewan peliharaan seperti kucing.
Misalnya dalam daftar 10 besar tautan (link) yang banyak diakses penggunanya di AS, hanya ada satu tautan yang berafiliasi dengan politik, yakni Epoch Times, laman yang dikenal sebagai corong konspirasi pendukung mantan Presiden AS, Donald Trump.
Epoch Times diakses 44,2 juta kali oleh pengguna Facebook selama periode kuartal II-2021, tidak sebanyak video Tumblr yang menampilkan dua ekor kucing yang berjalan beriringan sambil menautkan ekor mereka di tengah jalan bersalju.
Video kucing menggemaskan yang dibagikan lewat Facebook itu ditonton 49,1 juta kali oleh pengguna Facebook di AS, lebih tinggi dibandingkan Epoch Times.
Sementara tautan yang paling banyak diakses dalam periode itu adalah website alumni tim olahraga Green Bay Packers. Demikian halnya dengan kategori domain yang paling banyak diakses, tidak satupun dari 10 daftar teratas yang berafiliasi dengan politik.
Baca juga: Karyawan Google Dilarang Bahas Politik di Kantor
Adapun domain yang banyak diakses berasal dari platform media sosial seperti Twitter, TikTok, dan YouTube, atau domain organisasi seperti UNICEF dan Go Fund Me.
Di daftar Halaman Facebook (Pages) yang paling banyak dikunjungi pun tidak ditemukan Halaman yang berafiliasi dengan politik.
Halaman Facebook yang paling banyak diakses di AS adalah Halaman UNICEF, Kitchen Fun WIth My 3 Sons, Sassy Media, The Dodo, dan LADbible.
Facebook mengklaim, konten yang beredar di News Feeds, umumnya atau sebesar 87 persen tidak disertai tautan.
Hanya 12,6 persen unggahan di News Feed yang menyertakan tautan. Facebook juga menjabarkan bahwa konten yang muncul di News Feed berasal dari kiriman yang diunggah oleh teman, grup, dan Halaman yang diikuti pengguna.
"Hanya 9,5 persen dari total konten di News Feed di AS selama kuartal II-2021 yang berasal dari konten yang tidak dibagikan oleh teman, grup, dan Halaman yang diikuti oleh pengguna," jelas Facebook.
Laporan ini juga menjadi jawaban Facebook atas argumen dari reporter New York Times, Kevin Roose yang membuat akun Twitter, khusus untuk menampilkan unggahan yang paling banyak mendapatkan engagement di Facebook setiap harinya.
Roose menghimpun data ini menggunakan CrowdTangle, alat monitor jejaring sosial yang dibuat oleh Facebook, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Tech Crunch, Kamis (19/8/2021).
Alat ini biasanya digunakan untuk melacak akun dan grup publik yang berpengaruh di Facebook, Instagram, dan Reddit dari semua kalangan. Dari data matrik CrowdTangle, daftar teratas Facebook kerap diisi oleh politisi sayap kanan dan situs pendukungnya.
The top-performing link posts by U.S. Facebook pages in the last 24 hours are from:
1. Dan Rather
— Facebook's Top 10 (@FacebooksTop10) August 10, 2021
2. Ben Shapiro
3. Love Meow
4. Ben Shapiro
5. Dinesh D'Souza
6. Ben Shapiro
7. Ben Shapiro
8. Sean Hannity
9. Fox News
10. Steven Crowder
Namun, Facebook mengatakan bahwa unggahan Facebook dengan interaksi paling banyak, seperti mendapat banyak like, komentar, dan sering dibagikan, tidak merepresentasikan konten teratas di platformnya secara akurat.
Baca juga: 20 Skandal Facebook Sepanjang Tahun 2018
"Penting untuk dicatat, bahwa ada banyak konten di Facebook, sehingga konten yang paling banyak dilihat pun masih merupakan bagian kecil dari apa yang dilihat pengguna," jelas Facebook.
"Mengingat sifat News Feed yang dipersonalisasikan dengan pengguna, sebagian besar dari apa yang dilihat orang di Facebook, secara unik dipersonalisasikan untuk mereka," imbuh Facebook.
Laporan transparansi ini disebut Facebook menjadi pelengkap data yang dihimpun melalui CrowdTangle.
Perlu diingat bahwa laporan ini masih fokus di wilayah Amerika Serikat. Namun, Facebook mengatakan akan menyertakan laporan yang lebih luas, mencakup data dari negara-negara lain.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.