Sistem AI tidak bisa otomatis memindai isi chat, gambar, dan video, sebagaimana di Facebook dan Instagram. Penyaring konten baru bisa meninjau konten setelah pengguna melaporkan akun.
Data yang sudah tidak lagi terenkripsi itu akan dikumpulkan WhatsApp dan kemudian akan dibandingkan dengan metadata informasi akun (nama, foto profil, nomor telepon, pesan status, bahasa, ID ponsel dll) dan pola chat yang dinilai mencurigakan.
Sebagai contoh, salah satu pola yang disebut mencurigakan misalnya saat akun baru yang mengirimkan chat dengan volume tinggi. Akun tersebut biasanya akan dinilai sebagai spammer.
Mereka juga akan mencocokan akun Facebook dan Instagram terkait, penggunaan terakhir aplikasi, serta riwayat pelaggaran sebelumnya.
Setelah menilai, mereka punya tiga opsi, pertama tidak melakukan apapun, membuat pengguna menunggu untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut, atau langsung memblokir akun.
Mereka memeriksa konten dan memasukannya ke dalam berbagai kategori, seperti spam, pelaku kejahatan sipil (termasuk ujaran kebencian politik dan disinformasi), ancaman terorisme global, gambar eksploitasi anak, dan pornografi anak.
Ada pula kategori yang berkorelasi dengan bisnis, seperti prevalensi peniruan identitas bisnis, kemungkinan pelanggar kebijakan perdagangan, dan verifikasi bisnis.
Baca juga: Cara Transfer Isi Percakapan WhatsApp dari iPhone ke Android
WhatsApp segera menglarifikasi ihwal isu privasi ini. Dirangkum KompasTekno dari XDA Developers, Rabu (8/9/2021), WhatsApp mengatakan bahwa mereka membatasi data yang dikumpulkan dari pengguna sekaligus menyediakan alat yang memberi keselamatan penggunanya.
"Kami membangun WhatsApp dengan cara membatasi yang kami kumpulkan sambil menyediakan alat untuk mencegah spam, menyelidiki ancaman, dan melarang mereka yang terlibat dalam penyalahgunaan, termasuk berdasarkan laporan pengguna yang kami terima," kata perwakilan WhatsApp.
WhatsApp berdalih bahwa pengguna sudah paham, apabila mereka membuat laporan ke WhatsApp, platform akan menerima konten yang dikirim pengguna.
Facebook juga mengklarifikasi laporan bahwa mediator konten, hanya bisa membaca isi pesan Messenger yang dilaporkan oleh pengguna.
Kepada 9toMac, Facebook menjelaskan bahwa ketika pengguna melaporan pesan ke WhatsApp, mereka otomatis akan meneruskannya ke Facebook.
Dari sinilah, moderator bisa meninjau isi pesan yang dilaporkan. Facebook menegaskan mereka tidak bisa melihat pesan lain yang tidak dilaporkan oleh pengguna.
Baca juga: 1 November, WhatsApp Tak Bisa Dipakai di Android dan iPhone Ini
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.