Namun, masyarakat saat ini juga mengalami perubahan kebutuhan, dibuktikan dari data yang dirilis World Bank (2021), urutan warga paling sibuk berinternet justru terjadi di negara berkembang. Secara berurut tertinggi di Filipina, Brazil, Thailand dan Kolombia. Indonesia urutan ke lima.
Kecenderungan ini memicu peningkatan permintaan akan akses internet berstandar 4G/LTE, diperkuat oleh pandemi yang mempercepat proses tranformasi digital mereka. Sebelumnya pun sudah terlihat, perubahan pola hidup digital masyarakat telah tampak.
Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII – 2021), pemakaian tertinggi adalah belanja online, disusul kebutuhan hiburan, lalu transportasi, informasi berita, dan kegiatan main gim. Akses layanan publik dan layanan perbankan saling berbagi rata, tetapi tetap masuk di 10 besar pemakaian.
Sebenarnya semua operator siap, mereka umumnya sudah memberi layanan 4G/LTE, hanya tidak semua memiliki kemampuan ekspansi ke daerah, kecuali Telkomsel yang didukung kuatnya prasarana Telkom Group. Operator lain akan berpikir untung ruginya kalau harus investasi ke daerah terpencil kecuali dengan berkolaborasi.
Merger antara Indosat Ooredoo dan Tri pun menjadi peluang untuk percepatan pemerataan jaringan 4G/LTE. Apalagi secara kualitas pengelolaan jaringan keduanya sangat memungkinkan, sehingga penggabungan keduanya sekaligus akan meningkatkan kecepatan internet.
Riset Tutela, perusahaan data crowdsourced independen dengan panel global lebih dari 300 juta pengguna smartphone, ada tiga data dari tiga parameter pada pengguna smartphone sejak Agustus 2020 hingga Januari 2021.
Terungkap, rata-rata kecepatan unduh tertinggi dicapai Telkomsel dengan 12 Mbps, disusul Indosat Ooredoo 11,2 Mbps, lalu XL (9,3 Mbps), kemudian Tri (8,6 Mbps), disusul Smartfren (5,2 Mbps).
Rata-rata kecepatan unggah, Indosat Ooredoo unggul dengan 7,8 Mbps, Telkomsel 6,8 Mbps,Tri 6,4 Mbps, XL 6,2 Mbps dan Smartfren 2,2 Mbps. Di tingkat latensi, Telkomsel unggul dengan rata-rata 19,1 ms, Indosat Ooredoo (19,5 ms), Tri (19,8 ms), XL (20,9 ms) dan Smartfren (23 ms).
Dari data yang didapat, memungkinkan Indosat Ooredoo dan Tri memiliki kemampuan menjaga performanya. Masing-masing punya sumber daya dan aset yang bisa saling mendukung untuk dikembangkan, dan melakukan optimalisasi teknologi.
Relokasi BTS 4G/LTE secara langsung akan membawa kemungkinan perluasan kawasan operasional, BTS yang berada di lokasi yang sama, salah satunya dapat digunakan untuk perluasan di kawasan yang belum terakomodasi keduanya.
Relokasi menciptakan iklim persaingan yang sehat di daerah yang selama ini hanya dikuasai satu operator.
Tetapi yang jauh lebih penting adalah, masyarakat kelak mempunyai pilihan terhadap layanan jaringan internet yang mereka harapkan. ***
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.