Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Sebab Harga Makanan di "Ojol Food" Lebih Mahal di Aplikasi Dibanding Resto

Kompas.com - Diperbarui 29/06/2022, 07:56 WIB
Kevin Rizky Pratama,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Layanan pesan-antar makanan online OjolFood seperti GoFood dan GrabFood, san ShopeeFood sudah menjadi salah satu jasa yang digemari oleh masyarakat Indonesia.

Dengan menggandeng aneka restoran dan rumah makan, Gojek dan Grab menyajikan deretan menu makanan dari mitra yang bersangkutan agar bisa dipesan konsumen melalui aplikasi. Kerja sama ini diklaim mampu membantu memperluas jangkauan penjualan mitra.

Meski tergolong sebagai layanan yang populer, namun tidak sedikit pengguna yang saat ini mengeluhkan kenaikkan harga pada layanan OjolFood ini macam GoFood, GrabFood, ShopeeFood.

Keluhan tersebut bervariasi, mulai dari semakin sedikitnya promo, munculnya tarif tambahan seperti aplikasi (platform fee), biaya pemesanan (order fee), biaya pengemasan (packaging charge), hingga harga yang berbeda antara harga asli dan di aplikasi.

Baca juga: Saat Pengguna GoFood dan GrabFood Keluhkan Tingginya Selisih Harga di Aplikasi dengan Resto...

Naikkan harga karena ada potongan

Sebagai salah satu karyawan yang bekerja di sebuah kios minuman cepat saji sekaligus mitra GoFood dan GrabFood, Okta mengatakan bahwa ia tidak menerima keuntungan dari biaya platform dan biaya lain-lain, yang dikenakan kepada pengguna.

"Kami hanya menerima keuntungan dari pendapatan makanan dan minuman yang kami jual," jelas Okta kepada KompasTekno, Kamis (23/6/2022).

Bahkan, Okta mengaku dari penjualan itu ia mendapat potongan dari penyedia platform. Karena itulah mau tidak mau ia harus menaikkan harga makanan/minuman di aplikasi. Itulah sebabnya harga kadang berbeda antara aplikasi dan harga yang dijual di tempat.

Okta juga menjelaskan bahwa sebagai mitra GoFood dan GrabFood, restoran harus menaikkan (mark up) harga makanan yang dipasang di aplikasi hingga 20 persen lebih tinggi dibandingkan harga jual normal.

Sebagai contoh, sebuah minuman memiliki harga jual normal sebesar Rp 10.000. Setelah dimasukkan ke aplikasi GoFood dan GrabFood, maka harga minuman tersebut akan berubah menjadi Rp 12.000.

Menurut pengakuan Okta, kenaikan biaya tersebut akan diterapkan pada setiap jenis menu, dan dipotong secara otomatis setelah makanan tersebut berhasil terjual.

"Nanti dipotong dari grab/gojeknya kalau sudah sold," ujar Okta.

Senada dengan yang disampaikan Okta, Hari selaku pemilik usaha makanan berbasis sayuran (vegetarian) mengatakan bahwa ia juga dikenakan biaya platform untuk setiap menu yang ditawarkan di layanan GoFood dan GrabFood.

Syarat dan cara daftar GoFood dan Grab Food secara online dengan mudahGojek Syarat dan cara daftar GoFood dan Grab Food secara online dengan mudah

Karena itu pulalah ia menaikkan harga jual di aplikasi. Namun diakui Hari, selama dua tahun ini, Gojek dan Grab belum menaikkan biaya platform yang dikenakan kepada para mitra/merchant.

"Sejak menjadi merchant mereka, belum ada perubahan potongan harga," ungkap Hari.

Baca juga: Pengamat: Bukan Makin Mahal, Harga GoFood-GrabFood Makin Normal

Tanggapan Grab dan Gojek

Terkait harga GoFood yang dikeluhkan kian mahal, perusahaan berkata bahwa biaya yang diterapkan sudah sesuai dengan manfaat yang didapat, sebagaimana riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com