Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEO Apple Tak Yakin Orang-orang Paham soal Metaverse

Kompas.com - 08/10/2022, 08:01 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

Sumber The Verge

Meta bahkan yang dilaporkan telah menghabiskan dana 1 miliar dollar AS (Rp 14,8 triliun) tahun ini guna membuat metaverse menjadi kenyataan.

Angka ini masih akan bertambah mengingat ekosistem metaverse diprediksi memakan waktu 10-15 tahun untuk sepenuhnya terwujud.

Demi metaverse, Facebook juga telah mengumumkan rencananya untuk menciptakan 10.000 pekerjaan baru di Uni Eropa selama lima tahun ke depan untuk membangun metaverse.

Semakin serius dengan proyek metaverse-nya, kini, Meta memamerkan sejumlah perangkat keras dan lunak (hardware dan software) penunjang metaverse. Misalnya, ada alat baru bernama "Builder Bot" yang bisa membuat dunia virtual baru hanya dengan menggunakan perintah suara (voice command).

Baca juga: Meta Sudah Habiskan Rp 14 Triliun untuk Bangun Metaverse, Namun Belum Jelas

Meta juga memamerkan empat prototipe VR tersebut dirancang khusus untuk menikmati dunia virtual meteverse layaknya di dunia nyata. Tak ketinggalan, Meta juga sempat menunjukkan prototipe sarung tangan canggih dengan teknologi haptic.

Sarung tangan haptic bakal menjadi perangkat keras penunjang untuk menikmati metaverse. Sebab, teknologi haptic yang dapat memberikan sensasi sentuhan ke dalam interaksi manusia dengan komputer. Dengan haptic, sarung tangan canggih ini memungkinkan penggunanya seakan benar-benar menyentuh obyek virtual.

Bos Apple bukan orang pertama yang skeptis soal metaverse. Sebelumnya, CEO Snap Evan Spiegel mengatakan bahwa perusahaan saat ini tidak "latah" fokus ke proyek atau menggunakan istilah metaverse.

Snap sendiri merupakan perusahaan kamera augmented reality (AR) yang merancang platform media sosial Snapchat.

Baca juga: Induk Snapchat Ogah Latah Tren Metaverse karena Konsepnya Masih Ambigu

Menurut Spiegel, metaverse saat ini memiliki konsep yang tidak jelas, di samping arti di balik metaverse itu sendiri yang tidak selaras di benak orang.

"Alasan kami tidak menggunakan kata tersebut (metaverse) karena istilah ini sangat ambigu dan masih sekadar konsep yang berdasarkan angan-angan," ujar Spiegel.

"Dari segi pemahamannya, misalnya, beberapa orang mungkin akan memiliki pandangan atau menjelaskan konsep metaverse dengan arti yang berbeda-beda," imbuh Spiegel.

Sementara itu kepala perangkat Amazon David Limp baru-baru ini mengatakan bahwa jika dia bertanya kepada beberapa ratus orang apa yang mereka pikirkan tentang metaverse, dia akan mendapatkan 205 jawaban yang berbeda. Itu menandakan bahwa tidak ada "definisi umum" dari istilah tersebut untuk saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com