Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - Diperbarui 18/12/2022, 07:47 WIB

KOMPAS.com - Biro Penyelidik Federal AS (FBI) menyatakan bahwa platform video berdurasi pendek, TikTok berpotensi menjadi ancaman terhadap keamanan nasional di Amerika Serikat.

Setidaknya begitulah yang disampaikan oleh Direktur FBI, Christopher Wray dalam sebuah acara kunjungan ke Sekolah Tinggi Kebijakan Publik Gerald R.Ford di Universitas Michigan, AS.

Menurut Wray, popularitas aplikasi TikTok memiliki dampak yang sangat besar. Aplikasi tersebut tercatat memiliki pengguna aktif bulanan (Monthly Active Users/MAU) sebanyak 80 juta pengguna di AS, sedangkan jika diakumulasi secara global, TikTok memiliki satu miliar pengguna aktif.

Banyaknya angka tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa perusahaan induk TikTok, ByteDance, akan memanfaatkan popularitasnya. Misalnya, merekomendasikan konten-konten yang bertentangan dengan kebijakan dan menggunakannya sebagai taktik memengaruhi pengguna di AS.

Baca juga: FBI Minta Semua Router di Seluruh Dunia untuk Di-restart

Seperti kebanyakan media sosial pada umumnya, TikTok juga menerapkan sistem algoritma yang mampu menyuguhkan sejumlah konten sesuai dengan minat penggunanya. Nah, FBI mengkhawatirkan bahwa pemerintah Beijing bisa saja ikut campur tangan bila mereka mau melakukan “operasi pengaruh”.

Dilansir KompasTekno dari Tech Spot, Sabtu (17/12/2022), Wray menegaskan bahwa China memiliki misi yang sangat bertentangan dengan kepentingan dan kebijakan yang diterapkan di AS.

“Seluruh alat untuk mengontrol dan “memata-matai” berada di tangan pemerintah yang tidak menerapkan nilai yang sama dengan kami. Ini yang harus menjadi perhatian kita” ujar Wray. Maka dari itu, penggunaan aplikasi TikTok tengah menjadi fokus utama dari pemerintah dan warga setempat.

Selain Wray, beberapa politisi di AS pun turut mengatakan hal yang senada. Bahkan ada yang berpendapat bahwa seharusnya penggunaan TikTok di AS perlu dilarang secara total.

Baca juga: TikTok Akui Karyawannya di China Bisa Akses Data Pengguna Eropa

Pendapat tersebut disampaikan oleh Komisioner FCC (Federal Communications Commission) Brendan Carr kepada pemerintah. Menurutnya, pemerintah AS seharusnya menegakkan sebuah kebijakan baru untuk melarang adanya aplikasi China.

Pemerintah AS juga perlu mengadakan kerja sama dan membuat perjanjian dengan perusahaan ByteDance untuk meluruskan masalah terkait keamanan data pengguna di TikTok.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Sumber APnews
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke