Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Hati-hati, 3 Modus Penipuan via WhatsApp Ini Marak dalam Sebulan Terakhir

Kompas.com - Diperbarui 01/02/2023, 08:24 WIB

KOMPAS.com - Modus penipuan online bisa dilancarkan lewat berbagai medium dan metode. Dalam sebulan ini saja, KompasTekno telah mencatat terdapat tiga modus penipuan online yang dilancarkan melalui aplikasi pesan instan WhatsApp (WA).

Para penipu menggunakan WA hanya sebagai medium untuk melancarkan aksi. WA dipakai untuk menjerat korban agar mau melakukan tindakan berikutnya, yaitu melakukan pemasangan aplikasi dengan format APK (format aplikasi untuk ponsel Android).

Baca juga: Apa Itu Kode OTP yang Bisa Dicuri dalam Modus Penipuan Link Undangan Nikah di WhatsApp?

Saat aplikasi APK itu terinstal di ponsel korban, penipu bisa mencuri data kredensial atau data rahasia pengguna. Data itu lalu dapat berpotensi tinggi dipakai penipu untuk menguras uang yang berada di rekening bank milik pengguna.

Di WA, para penipu menggunakan berbagai metode supaya korban mau menginstal aplikasi APK jahat itu. Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah rangkuman modus penipuan online di Whatsapp dalam sebulan ini dengan berbagai metode.

Ragam modus penipuan online di WA sebulan ini

1. Grup WA Shopee penipuan

Sekitar pertengahan Januari, terdapat modus penipuan online di WA yang mencatut nama marketplace Shopee. Penipu mengundang nomor pengguna secara acak untuk masuk ke grup WA yang mengatasnamakan Shopee.

Di grup WA tersebut, penipu yang berkedok sebagai admin Shopee membohongi korban dengan memberi informasi apabila Shopee tengah mengadakan acara berhadiah. Supaya dapat hadiah bodong itu, korban diminta untuk menyelesaikan semacam pekerjaan.

Penipu mengiming-imingi korban dengan sejumlah komisi apabila berhasil menyelesaikan pekerjaan berupa memasukkan barang ke keranjang dari link Shopee yang diberikan dan screenshot halaman check out. Korban tidak diminta buat melakukan pembelian.

Screenshot itu dikirim ke admin secara pribadi dan korban akan mendapat komisi. Pihak admin palsu bakal menghitung dan memberi catatan berapa komisi pekerjaan yang sudah dilakukan. Misalnya, harga komisi pekerjaan pertama senilai Rp 20.000-Rp 25.000.

Semakin banyak pekerjaan yang dilakukan, semakin banyak juga jumlah komisi yang didapatkan. Setelah itu, pelaku bakal mengirimkan sejumlah uang komisi sesuai dengan kesepakatan di awal, guna membuat korban lengah dan mempercayai ransaksi tersebut.

Proses transaksi akan terus berjalan sampai semua misi diselesaikan. Dari proses ini, mungkin tak ada yang tampak aneh.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke