"Ponsel 5G masih dicari pengunjung, tapi konektivitas itu sebenarnya belum stabil. Jangkauannya cuma di Sarinah, Grand Indonesia, dan lain-lain. Sepengetahuan saya, butuh dua tahun supaya jaringan itu dinormalkan di Indonesia," ucap staf dari konter yang berbeda.
Sementara itu, beberapa toko lainnya justru mengatakan bahwa gawai dengan jaringan 5G belum dilirik pengunjung.
"Kalau konektivitas 5G belum terlalu ramai karena belum merata. Di Indonesia hanya daerah tertentu yang bisa, misalnya Kelapa Gading dan Sudirman," jawab seorang karyawan.
"Konektivitas 5G baru merata di Indonesia tahun 2025 nanti. Jaringan ini juga punya kelemahan karena baterai jadi cepat habis, belum stabil," pungkas karyawan toko yang lain.
Temuan di ITC Cempaka Mas Jakarta Pusat tadi selaras dengan riset IDC, yang menyebut pengiriman smartphone di Tanah Air (7,9 juta unit) turun 11,9 persen pada kuartal I-2023, dibandingkan tahun sebelumnya.
Di sisi lain, Counterpoint mencatat penurunan pengiriman smartphone sebesar 8,1 persen secara YoY (year-over-year).
Senada dengan IDC, firma riset Counterpoint Research juga melaporkan pengiriman smartphone di Indonesia turun pada kuartal I-2023.
Menurut laporan Counterpoint, pengiriman smartphone di Indonesia pada kuartal tersebut turun 8,1 persen bila dibanding kuartal yang sama tahun 2022, karena penurunan pengiriman smartphone kelas menengah dan kelas premium hingga 25,7 persen YoY.
Meskipun pasar smartphone Tanah Air secara keseluruhan sedang lesu, Counterpoint mencatat permintaan untuk smartphone entry-level justru tumbuh 2 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.