Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Performa Kirin 9000S, Chipset di Huawei Mate 60 yang Bikin AS Ketar-ketir

Kompas.com - Diperbarui 12/09/2023, 08:52 WIB
Bill Clinten,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Huawei merilis tiga smartphone kelas atas terbaru dari keluarga Huawei Mate 60 Series, yaitu Huawei Mate 60, Mate 60 Pro, dan Mate 60 Pro Plus. 

Huawei Mate 60 dan 60 Pro pada akhir Agustus lalu, sementara Huawei Mate 60 Pro Plus meluncur awal September. Ketiganya kompak dibekali chipset buatan Huawei sendiri, Kirin 9000S (7 nm).

Belakangan, kehadiran chipset ini membuat pemerintah Amerika Serikat (AS) ketar ketir. Sebab, AS curiga pembuat Kirin 9000S yang merupakan mitra Huawei, yaitu Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC), menggunakan teknologi AS tanpa izin. 

Disebut tanpa izin karena Huawei dan SMIC adalah dua dari sekian banyak perusahaan asal China yang masuk ke dalam daftar hitam (entity list) AS, sehingga mereka dilarang menggunakan beragam komponen dan teknologi dari AS.

Pemerintah AS sendiri yakin bahwa dengan masuknya pembuat chip tersebut ke entity list, maka SMIC hanya mampu membuat chipset dengan fabrikasi maksimal 10 nm, tidak lebih rendah.

Baca juga: Huawei Mate 60 Meluncur, Punya Fitur Komunikasi Satelit

Terlepas dari hal ini, bagaimana sebenarnya performa chipset Kirin 9000S? Apakah AS ketar-ketir karena khawatir chipset tersebut melampaui aneka chipset yang berasal dari AS, seperti misalnya seri Snapdragon dari Qualcomm?

Mengacu pada laporan GeekBay yang dihimpun SparrowsNews, Kirin 9000S merupakan chipset flagship Huawei yang memiliki prosesor (CPU) berjumlah delapan inti (octa core).

Kedelapan inti tersebut terdiri dari 1 buah CPU performa tinggi dengan kecepatan clock 2,62 GHz, 3 buah CPU performa menengah dengan kecepatan clock 2,15 GHz, dan empat buat CPU hemat daya dengan kecepatan clock 1,5 GHz.

Bisa dibilang, performa CPU ini kurang lebih nyaris setara dengan chipset kelas atas Qualcomm yang meluncur pada Desember 2020 lalu, yaitu Snapdragon 888.

Ilustrasi performa Geekbench 5 untuk chipset Kirin 9000S dan chipset lainnya di kelas yang sama.SparrowNews Ilustrasi performa Geekbench 5 untuk chipset Kirin 9000S dan chipset lainnya di kelas yang sama.

Pasalnya, chipset ini dibekali dengan CPU octa core yang terdiri dari 1 inti CPU performa tinggi dengan kecepatan clock 2,84 GHz, 3 inti CPU menengah dengan kecepatan clock 2,42 GHz, dan 4 inti CPU hemat daya dengan kecepatan clock 1,8 GHz. 

Adapun kecepatan clock tertinggi di CPU chipset Snapdragon 8 Gen 1 dan Snapdragon 8 Gen 2 jauh di atas Kirin 9000S, yaitu masing-masing mencapai 3,0 GHz dan 3,2 GHz.

Nah, dalam pengujian benchmark Geekbench 5, GeekBay mengeklaim bahwa chipset Kirin 9000S memiliki performa single core mencapai 1.005 poin dan multi core mencapai 4.019 poin.

Hasil skor Geekbench 5 untuk performa single core ini belum bisa melampaui ponsel-ponsel yang ditenagai dengan chipset Snapdragon 888, Snadragon 8 Gen 1, atau Snapdragon Gen 2.

Berdasarkan pengujian GeekBay, ponsel yang ditenagai dengan chipset Snapdragon 888, Snapdragon 8 Gen 1, dan Snapdragon Gen 2 memiliki skor performa single core sekitar 1.100, 1.200, dan 1.500 poin.

Meski demikian, skor performa multi core ponsel Snapdragon 888 dan Snapdragon 8 Gen 1 lebih rendah dari Kirin 9000S dengan kisaran 3.700 dan 3.800 poin. Sementara skor multi core Snapdragon 8 Gen 2 sangat jauh dari Kirin 9000S dengan kisaran 5.100 poin.

Performa GPU setara Snapdragon 888

Hasil benchmark GFXbench 5.0 untuk GPU Kirin 9000S dan GPU chipset lainnya di kelas yang sama.SparrowNews Hasil benchmark GFXbench 5.0 untuk GPU Kirin 9000S dan GPU chipset lainnya di kelas yang sama.
Beralih ke unit pengolah grafis (GPU), Kirin 9000S dibekali dengan GPU Maleeon-910 yang memiliki empat buah inti (quad core) dengan kecepatan clock 750 MHz. 

Performa GPU ini juga nyaris setara dengan Snapdragon 888, yang memiliki GPU Adreno 660 dengan kecepatan clock sekitar 840 MHz.

Meski di atas kertas kemampuan GPU Maleeon-90 lebih rendah dari Adreno 660, hasil benchmark GFXbench 5.0 menunjukkan bahwa keduanya memang memiliki kemampuan setara. 

Dalam pengujian "Aztec Ruin 1440P" di GFXbench 5.0, GPU Kirin 9000S memiliki performa 30,6 FPS untuk mode OpenGL dan 28,9 FPS untuk mode Vulkan. Sedangkan GPU Snapdragon 888 memiliki performa 28,5 FPS untuk mode OpenGL dan 30,1 FPS untuk mode Vulkan.

Apabila dibandingkan dengan hasil GFXbench 5.0 Snapdragon 8 Gen 1, performa GPU Kirin 9000S cukup tertinggal. Dalam pengujian yang sama, ponsel dengan chipset tersebut memiliki performa GPU 42,8 FPS untuk OpenGL dan 47,8 FPS untuk Vulkan.

Untuk GFXbench 5.0 Snapdragon 8 Gen 2, performa GPU chipset ini juga jauh lebih mumpuni dari GPU Kirin 9000S dengan 61,9 FPS untuk mode OpenGL dan 68,9 FPS di mode Vulkan.

Dengan hasil ini, bisa disimpulkan bahwa performa chipset Kirin 9000S, yang ada di ponsel terbaru Huawei Mate 60 Series, tak setara dengan chipset Qualcomm keluaran terbaru macam Snapdragon 8 Gen 1 (2021) atau bahkan Snapdragon 8 Gen 2 (2022). 

Sebab, chipset milik Huawei hanya memiliki performa yang kurang lebih setara dengan chipset Qualcomm keluaran 2020 lalu, yaitu Snapdragon 888, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari SparrowsNews, Senin (11/9/2023). 

Baca juga: Ponsel Lipat Huawei Mate X5 Meluncur, Mirip X3 tapi Lebih Bertenaga

Kirin 9000S bikin AS ketar ketir

Ilustrasi chipset Kirin 9000S.SparrowsNews Ilustrasi chipset Kirin 9000S.
Seperti disebutkan di atas, chipset Kirin 9000S yang ada di Huawei Mate 60 Series belakangan membuat AS ketar ketir.

Pasalnya, mereka menganggap SMIC seharusnya tidak bisa membuat chipset dengan fabrikasi 7 nm. Informasi soal fabrikasi chipset Kirin 9000S ini sendiri sebelumnya pertama kali dilaporkan oleh perusahaan riset TechInsights

Terkait teknologi fabrikasi tersebut, anggota DPR AS Mike Gallagher mengeklaim bahwa chipset dengan teknologi fabrikasi 7 nm mustahil dibuat perusahaan asal China, kecuali dengan adanya komponen atau teknologi dari AS.

Disebut mustahil karena SMIC sudah masuk ke dalam entity list AS sejak Desember 2020 lalu, dan Huawei sudah masuk ke dalam daftar yang sama lebih dulu sejak Mei 2019 lalu.

Dengan masuknya dua perusahaan China tersebut ke dalam entity list, maka mereka tak bisa sembarangan mengekspor atau menggunakan teknologi yang berasal dari AS, kecuali atas izin Departemen Perdagangan AS.

Huawei dan SMIC tak bisa sembarangan gunakan alat produksi

ilustrasi Huaweireuters.com ilustrasi Huawei
Perlu dicatat bahwa pembatasan perdagangan yang diberlakukan ke Huawei dan SMIC mencakup "Foreign Direct Product Rule" atau Peraturan Produk Asing Langsung.

Aturan ini melarang perusahaan di dunia memakai peralatan AS guna memproduksi chip untuk Huawei.

Artinya, aturan ini juga melarang SMIC memakai mesin extreme ultraviolet lithography (EUV), bikinan perusahaan Belanda, ASML. Mesin ini pula yang sedianya dipakai untuk memproduksi chip 7 nm atau lebih canggih.

Secara teori, SMIC kabarnya tak bisa lagi mendapatkan akses langsung ke aneka teknologi AS untuk memproduksi chip dengan arsitektur 10 nm atau yang lebih canggih, seperti Kirin 9000S dengan fabrikasi 7 nm tadi, sejak masuk daftar hitam.

Dengan begitu, munculnya chip Kirin 9000S di Huawei Mate 60 Series, ponsel yang sudah meluncur belum lama ini, membuat AS bertanya-tanya bagaimana SMIC bisa membuat chip tersebut meski telah ada aturan pemblokiran.

Karena temuan TechInsights ini, Gallagher menyerukan agar pemerintah melarang sepenuhnya ekspor teknologi apa pun yang berkaitan dengan Huawei dan SMIC. Sebab, pembatasan yang diterapkan saat ini ke perusahaan China, menurut dia, dinilai belum efektif.

Oleh karena itu, ia menyerukan bahwa AS harus menyetop total ekspor teknologi ke Huawei dan SMIC, supaya keduanya tak melanggar aturan atau esensi dari entity list AS tadi.

"Chip ini (Kirin 9000S) kemungkinan besar tidak bisa diproduksi tanpa teknologi AS, dan untuk itu, SMIC mungkin melanggar aturan ekspor Departemen Perdagangan AS," kata Gallagher beberapa waktu lalu. 

"Waktunya sudah tiba untuk memutus semua ekspor teknologi AS ke Huawei dan SMIC," pungkas Gallagher.

Baca juga: Huawei Mate 60 Pro Meluncur, Punya 3 Lubang Kamera Depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Huawei MateBook X Pro 2024 Meluncur, Laptop yang Ramping dan Tangguh

Huawei MateBook X Pro 2024 Meluncur, Laptop yang Ramping dan Tangguh

Gadget
Arloji Pintar Huawei Watch Fit 3 Meluncur di Asia, Harga Rp 2 Jutaan

Arloji Pintar Huawei Watch Fit 3 Meluncur di Asia, Harga Rp 2 Jutaan

Gadget
4 Cara Membuat Link WhatsApp dengan Mudah buat Chat Langsung Tanpa Simpan Nomor

4 Cara Membuat Link WhatsApp dengan Mudah buat Chat Langsung Tanpa Simpan Nomor

e-Business
WD Perkenalkan SSD Eksternal SanDisk Desk Drive 8 TB

WD Perkenalkan SSD Eksternal SanDisk Desk Drive 8 TB

Hardware
Mengulik Kemampuan Fredrinn, Hero 'Tank' Mobile Legends yang Sering Dipasang Jadi 'Jungler'

Mengulik Kemampuan Fredrinn, Hero "Tank" Mobile Legends yang Sering Dipasang Jadi "Jungler"

Game
HP iQoo Z9 5G dan Z9x Rilis di Indonesia 21 Mei, Intip Spesifikasinya

HP iQoo Z9 5G dan Z9x Rilis di Indonesia 21 Mei, Intip Spesifikasinya

Gadget
HMD Siapkan 'HMD Arrow', HP Buatan Sendiri untuk Pasar India

HMD Siapkan "HMD Arrow", HP Buatan Sendiri untuk Pasar India

Gadget
Cara Kirim E-mail Gmail ke Banyak Alamat Sekaligus

Cara Kirim E-mail Gmail ke Banyak Alamat Sekaligus

Software
Microsoft Tutup 4 Studio Game, Termasuk Pembuat Game Populer 'Redfall'

Microsoft Tutup 4 Studio Game, Termasuk Pembuat Game Populer "Redfall"

e-Business
5 Konsol Game yang Tidak Laku di Pasar, Dua di Antaranya dari Nintendo

5 Konsol Game yang Tidak Laku di Pasar, Dua di Antaranya dari Nintendo

Game
Orang Terkaya Dunia Elon Musk Tak Hanya Jadi Bos Tesla dan SpaceX, Ini Bisnis Lainnya

Orang Terkaya Dunia Elon Musk Tak Hanya Jadi Bos Tesla dan SpaceX, Ini Bisnis Lainnya

e-Business
Wawancara Eksklusif Kompas.com dengan CEO Microsoft Satya Nadella, Ungkap Manfaat AI di Indonesia

Wawancara Eksklusif Kompas.com dengan CEO Microsoft Satya Nadella, Ungkap Manfaat AI di Indonesia

e-Business
Iklan iPad Pro Diprotes Warganet, Apple Minta Maaf

Iklan iPad Pro Diprotes Warganet, Apple Minta Maaf

Internet
Fitur Mirip Circle to Search Android Hadir di iPhone 15

Fitur Mirip Circle to Search Android Hadir di iPhone 15

Software
Sejarah DJI, Penguasa Pasar 'Drone' yang Berawal dari Kamar Kos

Sejarah DJI, Penguasa Pasar "Drone" yang Berawal dari Kamar Kos

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com