Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Google Bayar Samsung Rp 124 Triliun demi Amankan Search dan Play Store

Kompas.com - 17/11/2023, 09:00 WIB
Lely Maulida,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

Menurut penggugat (DOJ), Google membuat kesepakatan bernilai miliaran dollar AS bersama pengembang browser dan pembuat ponsel, seperti Apple, Samsung, Mozilla, dan lainnya. Tujuannya untuk menjadikan Google Search sebagai mesin pencari default atau bawaan di ponsel.

Departemen Kehakiman AS mengatakan, Google biasa membayar lebih dari 10 miliar dollar AS (setara Rp 153,7 triliun) per tahun untuk hak istimewa tersebut.

Dengan begitu, Google bisa mengamankan aksesnya terhadap sejumlah besar data pengguna yang membantu mempertahankan dominasi dan cengkeramannya di pasar.

Dengan hak istimewa tersebut, Google dilaporkan menguasai sekitar 90 persen pangsa pasar pencarian umum, jauh melampaui pesaing terdekatnya, Bing.

Departemen Kehakiman AS mengatakan, Google biasa membayar lebih dari 10 miliar dollar AS (setara Rp 153,7 triliun) per tahun untuk hak istimewa tersebut. Alhasil, Google bisa mengamankan aksesnya terhadap sejumlah besar data pengguna yang membantu mempertahankan dominasi dan cengkeramannya di pasar.

Melalui hak istimewa tersebut, Google dilaporkan menguasai sekitar 90 persen pangsa pasar pencarian umum, jauh melampaui pesaing terdekatnya, Bing.

Baca juga: Lagi, Google Didenda Triliunan Rupiah gara-gara Monopoli

Salah satu yang menjadi perhatian adalah Google Search di browser Safari di perangkat Apple.

Menurut jaksa, ketika Apple pertama kali memasang Google sebagai mesin pencari default di Safari pada tahun 2002, tidak ada kesepakatan pembayaran yang terlibat.

Namun pada tahun 2005, Google mulai mengusulkan untuk membayar Apple untuk menjadikan Search tetap sebagai mesin pencarian default. Hal ini dilakukan karena Google takut dominasinya terkikis.

Lambat laun, kata penggugat (DOJ), Google memakai kesepakatan pembayaran itu untuk mengancam Apple. Google mengancam akan membatalkan pembayaran jika perusahaan lain mendapat akses serupa.

Google juga melarang Apple memperluas produk pencariannya sendiri. Alhasil hingga kini, pengguna iPhone, iPad, Mac, MacBook tetap menggunakan Google Search secara default ketika berselancar di internet.

Samsung, yang membuat ponsel Android, juga tidak bekerja sama dengan perusahaan pencarian berbeda. Hal ini diyakini karena ada kesepakatan pembayaran dengan Google.

Adapun pihak Google membantah pihaknya melakukan praktik antimonopoli dengan cara yang ilegal. Google mengatakan pihaknya menghadapi persaingan yang ketat, tidak hanya dari perusahaan mesin pencari umum, seperti Microsoft Bing, tapi juga situs dan aplikasi yang lebih khusus yang digunakan orang untuk menemukan restoran, penerbangan, dan banyak lagi.

Soal Google Search menjadi search engine default, Google berargumen bahwa pengguna bisa beralih ke mesin pencari lain dengan beberapa klik saja.

Google menegaskan perusahaannya berkompetisi dalam hal memenangkan status pra-instalasi dan default. Selain itu, bahwa browser serta mitra Android mereka menilai Google sebagai mesin pencari terbaik bagi penggunanya, sehingga dipasang menjadi search engine default, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Verge.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com