Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Upaya Facebook Perangi "Berita Hoax"

Kompas.com - 17/12/2016, 12:57 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Facebook kerap menerima kritik untuk urusan pemberitaan. Mulanya pada awal tahun ini, ketika tim editorial Facebook dilaporkan sering memilih berita sensasional sebagai yang terpopuler.

Padahal berita terpopuler semestinya merujuk pada banyaknya berita diklik. Alhasil, Facebook memecat oknum di tim editorialnya dan memperbaiki sistem pemilihan berita terpopuler berdasarkan algoritma khusus.

Baru-baru ini, tepatnya pasca Pemilihan Presiden AS, Facebook kembali dicerca. Jejaring sosial tersebut dituduh berkontribusi memenangkan Donald Trump.

Sebab, ada berita palsu yang jadi viral di Facebook dan menguntungkan Trump. Lagi-lagi Facebook berjanji akan memperbaiki aliran berita di linimasa.

Realisasi janji itu akhirnya dibeberkan pada Jumat (16/12/2016), lewat sebuah keterangan resmi yang diterima KompasTekno. Berikut selengkapnya.

Pertama, proses pelaporan dipermudah. Setiap artikel yang ada di linimasa Facebook kini dilengkapi dengan fitur pelaporan. Letaknya di sudut kanan atas layar.

Jika suatu artikel mengandung unsur penyebaran kebencian, hoax, atau spam, pengguna bisa langsung melaporkannya ke Facebook. Ada beberapa alasan template yang bisa dipilih untuk memperkuat laporan.

"Kami sangat bergantung pada Anda sebagai komunitas kami dalam membantu mengatasi permasalahan ini (berita hoax)," kata VP News Feed Facebook Adam Mosseri.

Kedua, memperingati pengguna ketika hendak membagi berita-berita yang diperdebatkan. Untuk yang satu ini, Facebook bekerja sama dengan organisasi pihak ketiga.

Organisasi bernama International Fact Checking Code tersebut akan mengidentifikasi laporan yang dianggap sensasional dan mengabaikan fakta. Selanjutnya, berita tersebut tetap bisa ada di linimasa, namun disisipkan tautan artikel yang benar.

Pengguna juga masih bisa membagikannya ke khalayak yang lebih luas, tapi akan ada peringatan dari Facebook bahwa berita itu diragukan kebenarannya. Selain itu, artikel yang ditandai tak bisa meraup duit dari iklan.

Ketiga, berbagi informasi benar. Facebook berasumsi bahwa semakin banyak berita disebar dan tak menimbulkan kontroversi, maka semakin tinggi tingkat kebenaran berita itu.

Makanya, berita-berita yang banyak disebar dan tak memicu kebencian akan lebih banyak terpatri di linimasa Facebook ke depannya.

Keempat, memutus insentif untuk penyebar berita palsu. Facebook sadar bahwa situs hoax bukan semata-mata untuk menggiring opini publik, namun juga untuk mendapat keuntungan finansial.

Dalam hal ini, Facebook telah mengeliminasi kemampuan pembelian domain yang sifatnya menipu, sehingga mengurangi prevalensi dari situs-situs yang berpura-pura sebagai media sesungguhanya.

Media sosial itu juga sesumbar tengah menganalisis situs penerbit untuk mendeteksi tindakan penegakan jika dibutuhkan.

"Penting bagi kamu untuk memastikan bahwa segala hal yang Anda lihat di Facebook adalah otentik dan bermakna," Mosseri menuturkan.

Baca: Dua Situs Penyebar Hoax di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epic Games Bagi-bagi 3 Game Gratis, Ada Permainan Multiplayer 'Orcs Must Die! 3'

Epic Games Bagi-bagi 3 Game Gratis, Ada Permainan Multiplayer "Orcs Must Die! 3"

Game
Cara Membuat Kesimpulan Otomatis dengan Mudah buat Skripsi, Jurnal, dll

Cara Membuat Kesimpulan Otomatis dengan Mudah buat Skripsi, Jurnal, dll

e-Business
Akhirnya, Mirrorless Canon Bisa Pakai Lensa Sigma dan Tamron

Akhirnya, Mirrorless Canon Bisa Pakai Lensa Sigma dan Tamron

Gadget
'Honkai Star Rail' Bagi-bagi 1.600 Stellar Jade Gratis, Begini Cara Mendapatkannya

"Honkai Star Rail" Bagi-bagi 1.600 Stellar Jade Gratis, Begini Cara Mendapatkannya

Game
Kenapa WhatsApp Desktop Keluar Sendiri? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kenapa WhatsApp Desktop Keluar Sendiri? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Software
Setelah TikTok, Drone DJI Juga Terancam Dilarang di AS

Setelah TikTok, Drone DJI Juga Terancam Dilarang di AS

e-Business
2 Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Windows 11 dengan Mudah dan Cepat

2 Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Windows 11 dengan Mudah dan Cepat

Software
Komparasi: Spesifikasi Samsung Galaxy A05 Vs Galaxy A05s

Komparasi: Spesifikasi Samsung Galaxy A05 Vs Galaxy A05s

Gadget
Cara Menggunakan Privacy Extension for WhatsApp Web di Mozilla Firefox untuk Blur Chat

Cara Menggunakan Privacy Extension for WhatsApp Web di Mozilla Firefox untuk Blur Chat

Software
Apa Itu Fiber Optik? Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Jenis, Kelebihan, dan Kekurangannya

Apa Itu Fiber Optik? Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Jenis, Kelebihan, dan Kekurangannya

Hardware
Kenapa E-mail Hilang dari Kotak Masuk Gmail? Begini Cara Mengeceknya

Kenapa E-mail Hilang dari Kotak Masuk Gmail? Begini Cara Mengeceknya

Software
Akhirnya, Samsung Galaxy AI Sudah Bisa Bahasa Indonesia

Akhirnya, Samsung Galaxy AI Sudah Bisa Bahasa Indonesia

Software
Unik, Ada Mesin Gacha Berhadiah CPU Intel di Jepang

Unik, Ada Mesin Gacha Berhadiah CPU Intel di Jepang

Hardware
Bos Nvidia Serahkan Langsung Chip AI DGX H200 Pertama di Dunia ke CEO OpenAI

Bos Nvidia Serahkan Langsung Chip AI DGX H200 Pertama di Dunia ke CEO OpenAI

e-Business
Siap-siap, Harga SSD dan Hard Disk Bakal Makin Mahal

Siap-siap, Harga SSD dan Hard Disk Bakal Makin Mahal

Hardware
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com