Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meta Bikin Penerjemah Bahasa Hokkien dengan Kecerdasan Buatan

Kompas.com - 25/10/2022, 07:01 WIB
Caroline Saskia,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber Mashable

KOMPAS.com - Induk Facebook, Meta mengumumkan tengah mengembangkan sistem terjemahan dari bahasa Hokkien ke bahasa Inggris dan sebaliknya, dengan mengandalkan AI (Artificial Intelligence/kecerdasan buatan).

Bahasa Hokkien adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa Min Selatan, yang berasal dari wilayah Minnan di China. Hokkien bukanlah bahasa yang dapat digunakan secara tertulis, melainkan hanya bisa diucapkan secara verbal.

Mark Zuckerberg selaku CEO Meta telah melakukan simulasi sistem penerjemah bahasa Hokkien ini, bersama dengan software engineer, Peng-Jen Chen pada awal Oktober lalu.

Dalam video singkat berdurasi 1 menit 10 detik yang diunggah Zuckerberg ke akun Facebook pribadinya, terlihat Peng-Jen berbicara dengan Zuckerberg atau yang akrab disapa Zuck menggunakan bahasa Hokkien.

Baca juga: Zoom Akan Punya Penerjemah Bahasa Real Time

Setelah selesai berbicara, sistem penerjemah secara otomatis mengubah bahasa Hokkien tersebut menjadi bahasa Inggris. Sebaliknya, saat Zuck menjawab pertanyaan Chen, sistem kembali menerjemah bahasa Inggris ke bahasa Hokkien.

Selama demonstrasi berlangsung, sistem penerjemah yang tengah dikembangkan tersebut terdengar mulus, tidak ada gangguan. Namun, masih belum diketahui apakah demonstrasi tersebut sudah di-edit terlebih dahulu atau tidak, dirangkum KompasTekno dari Mashable, Selasa (25/10/2022).

Terlepas dari hal tersebut, inovasi yang tengah dikembangkan ternyata harus melewati beberapa proses terlebih dahulu. Misalnya, untuk bisa mengubah bahasa Hokkien ke Inggris dan sebaliknya, Meta menggunakan bahasa Mandarin tertulis terlebih dahulu sebagai perantara.

Baca juga: Dekati China, Zuckerberg Pidato Dalam Bahasa Mandarin

“Tim kami (Meta) pertama-tama menerjemahkan bahasa Inggris atau Hokkien ke dalam teks Mandarin. Lalu, menerjemahkannya lagi ke bahasa Inggris atau Hokkien, baik melalui ucapan manusia ataupun sistem,” papar Juan Pino selaku peneliti Meta.

Pino juga menambahkan bahwa tim peneliti kembali menambahkan kalimat sebagai data untuk dimasukkan ke dalam sistem, agar dapat melatih model AI menerjemahkan kedua bahasa.

Menurut laporan yang diunggah Meta ke blog resminya, perusahaan juga merilis SpeechMatrix.

Sebuah sistem terjemahan speech-to-speech yang dikembangkan melalui perangkat pemrosesan bahasa alami. Alat tersebut diklaim dapat memberdayakan peneliti untuk membuat sistem terjemahan speech-to-speech milik mereka sendiri.

Apa itu bahasa Hokkien?

Ilustrasi bahasa emotif di lingkungan kantorDok. Shutterstock Ilustrasi bahasa emotif di lingkungan kantor

Bahasa Hokkien merupakan bahasa yang berasal dari provinsi Fujian, bagian selatan Republic Rakyat China (RRC). Bahasa ini telah meluas ke beberapa wilayah Asia Tenggara, salah satunya di Indonesia.

Baca juga: Meta Sudah Habiskan Rp 14 Triliun untuk Bangun Metaverse, Namun Belum Jelas

Di wilayah Indonesia, bahasa Hokkien banyak dijumpai di daerah Pekanbaru, Jambi, Medan, Surabaya, Bengkuli, Bali, Banjarmasin, Kutai, Makasar, Kendari, Sulawesi Tengah, Manado, hingga Ambon.

Kalimat Hokkien juga seringkali ditemukan di bahasa sehari-hari orang secara umum. Misalnya, gua, lu, loteng, amsiong, lumpia, bakiak, becak, dan masih banyak lagi.

Selain wilayah Indonesia, Hokkien juga banyak digunakan di wilayah daratan Cina, Taiwan, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Meski bahasa daerah ini sudah banyak digunakan sejumlah orang di beberapa negara, sistem dari bahasa ini tidak memiliki aturan yang resmi.

Untuk lebih jelasnya, bisa klik di sini untuk menonton demonstrasi percakapan bahasa Hokkien dan Bahasa Inggris yang diunggah Zuck.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com