Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Twitter Surati Zuckerberg, Desak Threads Stop Pakai Informasi Rahasia

Kompas.com - 07/07/2023, 09:20 WIB
Bill Clinten,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Meta (induk Facebook, Instagram, WhatsApp) resmi meluncurkan aplikasi media sosial baru bernama Threads pada Kamis (6/7/2023) secara global, termasuk di Indonesia. 

Secara umum, Threads memiliki fungsi utama yang sama seperti Twitter, yaitu sebagai layanan microblogging. Artinya, pengguna Threads bisa melakukan percakapan berbasis teks dengan elemen pendukung gambar dan video.

Nah, Twitter tampaknya tak senang dengan kehadiran Threads. Bahkan, beberapa jam setelah Threads dirilis global, perusahaan yang identik dengan logo burung biru tersebut, resmi mengirimkan sebuah surat ancaman kepada CEO Meta, Mark Zuckerberg (Zuck).

Baca juga: Kelebihan Threads Dibanding Twitter, Bisa Bikin Postingan dengan Karakter Lebih Panjang

Dalam surat yang dikirimkan pengacara Twitter Alex Spiro tersebut, Twitter mendesak Meta agar berhenti menggunakan beragam "rahasia dapur" mereka di aplikasi Threads. Kecurigaan Twitter ini mungkin muncul karena kemiripan Threads dengan Twitter.

“Twitter memiliki semua hak, termasuk, namun tidak terbatas pada, hak untuk mencari solusi perdata dan ganti rugi tanpa pemberitahuan lebih lanjut. Kepemilikan hak ini bertujuan untuk mencegah retensi, pengungkapan, atau penggunaan kekayaan intelektual Twitter lebih lanjut oleh Meta," tulis Twitter.

Apabila Meta tak berhenti mengembangkan Threads dengan sejumlah fitur atau teknologi yang pernah ada di Twitter, maka Twitter disebut akan menempuh jalur hukum dengan menuntut Meta. 

Anggap Meta mempekerjakan mantan karyawan Twitter

Ilustrasi Twitter. Elon Musk mulai menerapkan batasan twit yang dapat dilihat pengguna pada Minggu (2/7/2023).Freepik/thaspol_s Ilustrasi Twitter. Elon Musk mulai menerapkan batasan twit yang dapat dilihat pengguna pada Minggu (2/7/2023).

Dalam surat yang sama, Twitter juga menduga Meta telah mempekerjakan sejumlah mantan karyawan Twitter selama beberapa tahun belakangan ini. 

Sejumlah karyawan tersebut lantas dianggap membantu Meta untuk mengembangkan aplikasi Threads yang serupa dengan Twitter.

"Meta sengaja menugaskan sejumlah mantan karyawan Twitter ini untuk mengembangkan aplikasi peniru Twitter yang bernama Threads, tentunya dengan pengetahuan seluk beluk aplikasi Twitter itu sendiri," jelas Twitter. 

Baca juga: Sama-sama Mikroblog, Ini Beda Threads dengan Twitter

Mendengar tuduhan ini, juru bicara Meta, Andy Stone angkat bicara. Menurut dia, Threads tidak dibuat dan dikembangkan oleh mantan-mantan karyawan Twitter. 

“Para teknisi dan pengembang kami di Threads tidak ada yang pernah bekerja di Twitter sebelumnya. Hal itu (mempekerjakan mantan karyawan kompetitor) bukan budaya kami," jelas Andy, dikutip KompasTekno dari MobileSyrup, Jumat (7/7/2023). 

Selain menuduh Meta mempekerjakan mantan karyawan Twitter, perusahaan berlogo burung "Larry Bird" itu juga melarang Meta untuk menggunakan data-data yang tersimpan di dalam Twitter, apalagi tanpa sepengetahuan Twitter.

Elon Musk, pemilik Twitter telah merespons ancaman perusahaannya kepada Meta. Melalui akun Twitter pribadinya, Musk mengatakan bahwa ia senang dengan adanya kompetisi.

Tetapi, dia tidak suka ketika kompetisi tersebut dicederai oleh pihak yang curang. Twit itu ditulis Musk sebagai jawaban (replies) salah satu twit yang menyematkan berita soal ancaman Twitter terhadap Meta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com