Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Perusahaan Google yang Dulu Tak Laku meski Dijual Murah

Kompas.com - Diperbarui 13/07/2023, 08:58 WIB
Lely Maulida,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Google kini menjadi perusahaan teknologi kenamaan yang memiliki segudang produk dan layanan canggih. Kesuksesan Google yang kini bernaung di bawah perusahaan induk Alphabet, tak lepas dari peran dua pendirinya yaitu Sergey Brin dan Larry Page.

Menurut situs Companiesmarketcap, kapitalisasi pasar induk Google per Juli ini mencapai 1,479 triliun dollar AS (Rp 22.413 triliun). Pencapaian ini menjadikan induk Google sebagai perusahaan paling bernilai keempat di dunia.

Terlepas dari kesuksesan tersebut, siapa sangka bahwa Google pernah mau dijual dengan harga "murah", tetapi tetap tidak laku?

Peristiwa itu terjadi pada tahun 90-an. Kala itu, Google masih bernama Backrub, tetapi konsepnya tetap sebagai mesin pencari, sebagaimana konsep yang dibawa Google hingga hari ini.

Sergey Brin dan Larry Page saat itu tidak begitu menyadari potensi besar Google. Namun, Page mengetahui bahwa Google bakal menjadi produk komersial yang bisa diadopsi secara luas. Pada akhirnya, mesin pencari itu dicanangkan dijual.

Baca juga: Sejarah Google, Raksasa Mesin Pencari yang Hampir Dijual Murah

Januari 1997 Page dan Brin lantas mencoba menjual Google seharga 1,6 juta dollar AS ke perusahaan internet Excite. Dari total harga tersebut, 600.000 dollar AS bakal diambil dalam bentuk tunai, 700.000 dollar AS dalam bentuk saham, dan sisanya 300.000 dollar AS untuk melanjutkan studi di Stanford.

Tawaran itu dilayangkan melalui sebuah surat yang ditujukan ke investor utama Excite, Vinod Khosla.

Dalam suratnya, Page berkata bahwa Google bakal meningkatkan trafik Excite sebesar 10 persen. Selain trafik, pendapatan iklan Excite juga dijanjikan bakal naik menjadi 47 juta dollar AS selama setahun.

Duo pendiri Google Sergey Brin (kanan) dan Larry Page.Google Duo pendiri Google Sergey Brin (kanan) dan Larry Page.

Namun, CEO Excite George Bell saat itu menolak tawaran tersebut, dihimpun KompasTekno dari Business Insider, Selasa (11/7/2023).

Khosla sempat menegosiasikan harga jual Google kepada dua pendirinya itu. Hingga kemudian Page dan Brin sepakat menurunkan harga jual Google menjadi seharga 750.000 dollar AS ke Excite.

Meski sudah didiskon, George Bell tetap menolak membeli Google. Menurut Bell, Google atau dulu disebut BackRub, terlalu efektif untuk sebuah mesin pencari. Hal ini akan membuat pengguna hanya singgah sebentar di situs website kemudian keluar begitu saja.

Menurut Bell, praktik itu akan berdampak negatif pada bisnis iklan Excite. Pada akhirnya kesepakatan antara Google dengan Excite tak pernah terjadi.

Baca juga: Produk AR Google Dianggap Tak Jelas, Kepala Divisi Mundur

Entah apa yang bakal terjadi hari ini apabila saat itu, Google benar-benar dijual oleh pendirinya.

Saat ini sendiri Google sudah menjadi raksasa teknologi, melahirkan aneka produk di bawah naungan Alphabet. Kapitalisasi pasarnya per Juli ini mencapai 1,479 triliun dollar AS (Rp 22.413 triliun).

Berkat kesuksesan Google, Sergey Brin dan Larry Page juga masuk dalam 10 besar daftar orang terkaya di dunia. Keduanya juga masih memiliki peran di Alphabet, yaitu sebagai dewan dan pemegang saham perusahaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rabbit R1, Gadget AI Unik dengan Desain Mirip Game Boy

Rabbit R1, Gadget AI Unik dengan Desain Mirip Game Boy

Gadget
Epic Games Bagi-bagi 3 Game Gratis, Ada Permainan Multiplayer 'Orcs Must Die! 3'

Epic Games Bagi-bagi 3 Game Gratis, Ada Permainan Multiplayer "Orcs Must Die! 3"

Game
Cara Membuat Kesimpulan Otomatis dengan Mudah buat Skripsi, Jurnal, dll

Cara Membuat Kesimpulan Otomatis dengan Mudah buat Skripsi, Jurnal, dll

e-Business
Akhirnya, Mirrorless Canon Bisa Pakai Lensa Sigma dan Tamron

Akhirnya, Mirrorless Canon Bisa Pakai Lensa Sigma dan Tamron

Gadget
'Honkai Star Rail' Bagi-bagi 1.600 Stellar Jade Gratis, Begini Cara Mendapatkannya

"Honkai Star Rail" Bagi-bagi 1.600 Stellar Jade Gratis, Begini Cara Mendapatkannya

Game
Kenapa WhatsApp Desktop Keluar Sendiri? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kenapa WhatsApp Desktop Keluar Sendiri? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Software
Setelah TikTok, Drone DJI Juga Terancam Dilarang di AS

Setelah TikTok, Drone DJI Juga Terancam Dilarang di AS

e-Business
2 Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Windows 11 dengan Mudah dan Cepat

2 Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Windows 11 dengan Mudah dan Cepat

Software
Komparasi: Spesifikasi Samsung Galaxy A05 Vs Galaxy A05s

Komparasi: Spesifikasi Samsung Galaxy A05 Vs Galaxy A05s

Gadget
Cara Menggunakan Privacy Extension for WhatsApp Web di Mozilla Firefox untuk Blur Chat

Cara Menggunakan Privacy Extension for WhatsApp Web di Mozilla Firefox untuk Blur Chat

Software
Apa Itu Fiber Optik? Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Jenis, Kelebihan, dan Kekurangannya

Apa Itu Fiber Optik? Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Jenis, Kelebihan, dan Kekurangannya

Hardware
Kenapa E-mail Hilang dari Kotak Masuk Gmail? Begini Cara Mengeceknya

Kenapa E-mail Hilang dari Kotak Masuk Gmail? Begini Cara Mengeceknya

Software
Akhirnya, Samsung Galaxy AI Sudah Bisa Bahasa Indonesia

Akhirnya, Samsung Galaxy AI Sudah Bisa Bahasa Indonesia

Software
Unik, Ada Mesin Gacha Berhadiah CPU Intel di Jepang

Unik, Ada Mesin Gacha Berhadiah CPU Intel di Jepang

Hardware
Bos Nvidia Serahkan Langsung Chip AI DGX H200 Pertama di Dunia ke CEO OpenAI

Bos Nvidia Serahkan Langsung Chip AI DGX H200 Pertama di Dunia ke CEO OpenAI

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com