Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penulis Biografi Elon Musk Buka-bukaan, Butuh 3 Tahun dan "Moodyan"

Kompas.com - 14/09/2023, 13:40 WIB
Lely Maulida,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Elon Musk rupanya orang yang "moodyan" alias suasana hatinya kerap berubah-ubah. Hal itu diungkap oleh Walter Isaacson, penulis kenamaan yang baru saja menerbitkan buku biografi berjudul "Elon Musk".

Dalam menggarap buku biografi tersebut, Isaccson menghabiskan waktu kurang lebih tiga tahun untuk mengamati kehidupan Elon Musk sebagai seorang ayah serta pebisnis ulung.

Bukan cuma moodyan, Isaacson juga menceritakan bahwa bos Tesla, SpaceX, dan X (dulu Twitter) itu memiliki banyak kepribadian yang bisa berubah tergantung situasi.

Mulai dari kepribadian yang inspiratif hingga sangat brutal, dimiliki oleh Elon Musk. Hal ini disampaikan Isaacson dalam sebuah wawancara dengan majalah The Atlantic.

"Ada banyak kepribadian Elon Musk, ada saat ketika dia sangat brutal, ketika dia begitu percaya diri, dan saat ketika dia menjadi seorang insinyur yang begitu fokus," kata Isaacson.

Baca juga: Bos ChatGPT: Elon Musk Brengsek, tapi Punya Kekuatan Super

Karena punya banyak kepribadian, Isaacson mengaku bahwa menerka pribadi Musk menjadi tantangan tersendiri. Sebab, Musk jauh berbeda dengan sejumlah tokoh yang pernah ia tulis sebelumnya, di mana kepribadian mereka tampak cukup jelas dan mudah digambarkan.

Sebagai informasi, Isaacson juga pernah menulis biografi pendiri Apple Steve Jobs, Albert Einstein dan Leonardo da Vinci.

"Dia adalah orang dengan bermacam suasana hati (mood) dan kepribadian, mulai dari mood insinyur sampai mood jahat," ujar Isaacson.

Ia juga berkata bahwa Musk kadang-kadang bisa ceroboh tetapi juga terkadang berbahaya. Namun terkadang melakukan banyak hal yang menginspirasi. Yang jelas, perubahan mood-nya bisa berubah tiba-tiba.

Cerminan dari kepribadian Elon Musk itu terlihat dari bagaimana ia mengelola Twitter dan Tesla. Menurut Isaacson, peran Musk di Twitter cukup rumit, berbeda dengan perannya di Tesla yang menghasilkan kendaraan listrik dan dinilai lebih baik, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Business Insider, Kamis (14/9/2023).

Akibat trauma masa kecil

Dalam kesempatan berbeda, Isaacson menjelaskan bahwa ketidakstabilan Elon Musk itu disebabkan trauma masa kecilnya ketika tinggal Afrika Selatan. Saat itu, Musk tinggal bersama ayahnya, Errol Musk yang memiliki watak tempramental.

Memori masa kecil Musk, khususnya soal bagaimana ayahnya memperlakukannya, disebut Isaacson membuat salah satu orang terkaya di dunia itu punya luka yang mendalam di dirinya.

"Semuanya terkait dengan trauma masa kecil. Ini membuatnya berjiwa petualang dan membuatnya merasa lebih nyaman dengan drama," tutur Isaacson, dihimpun dari CBS News

CEO SpaceX Elon Musk menyambut Jokowi di Gedung Stargate SpaceX. Keduanya melakukan pertemuan sebelum mengunjungi fasilitas SpaceX.BIRO SETPRES via VOA INDONESIA CEO SpaceX Elon Musk menyambut Jokowi di Gedung Stargate SpaceX. Keduanya melakukan pertemuan sebelum mengunjungi fasilitas SpaceX.

Musk juga bukan orang yang mudah meminta maaf, karena saat ia diintimidasi oleh teman sekolahnya pun, ayahnya malah membela temannya itu, bukan Musk. Ayahnya berdalih ingin membesarkan Musk agar menjadi manusia tangguh.

Baca juga: Profil Elon Musk, Sarjana Ekonomi Pendiri Tesla dan SpaceX

Didikan ayahnya itu juga membuat Elon Musk begitu tegas. Isaacson bercerita ketika ia mendampingi Musk berjalan di pabrik SpaceX, sejumlah karyawan tampak kurang semangat dan hanya sedikit karyawan yang datang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com