Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mark Zuckerberg Ikutan Review Apple Vision Pro, Dibandingkan dengan Meta Quest

Kompas.com - 15/02/2024, 10:05 WIB
Bill Clinten,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber The Verge

KOMPAS.com - Perangkat Augmented Reality (AR) Apple Vision Pro masih menjadi buah bibir. Para pegiat teknologi ramai-ramai mencoba perangkat ini, tidak terkecuali CEO Meta, Mark Zuckerberg.

Meta sendiri sebenarnya punya perangkat Virtual Reality (VR) bernama Meta Quest 3.

Nah, setelah menjajal Apple Vision Pro, Zuckerberg memberikan review-nya terkait Vision Pro dalam sebuah video yang diunggah di akun resmi Instagram-nya dengan handle @zuck.

Zuckerberg tentunya memberikan kesimpulan berupa perbandingan Apple Vision Pro dengan headset Meta Quest 3 yang dirilis pada Oktober 2023 lalu.

Menurut Zuckerberg, harga yang ditawarkan Apple Vision Pro tak sepadan dengan fitur-fitur yang ditawarkan.

Meta Quest 3, misalnya, dijual dengan harga termurah 500 dollar AS (sekitar Rp 7,7 juta), di sisi lain, Vision Pro dijual dengan harga termurah 3.500 dollar AS (sekitar Rp 55 juta).

Meski harganya lebih murah, Zuckerberg mengatakan bahwa kemampuan Quest lebih mumpuni dbanding Vision Pro. Sehingga, headset AR/VR dari Meta tersebut lebih layak beli dibanding Vision Pro.

"Menurut saya, jika melihat harganya, Quest tidak hanya lebih terjangkau, melainkan juga produk yang lebih layak beli karena fitur-fitur yang ditawarkan (lebih banyak), titik," ucap Zuck dalam video.

Baca juga: Puji Headset AR Apple Vision Pro, Bos ChatGPT: Tercanggih sejak iPhone

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Mark Zuckerberg (@zuck)

 

Zuckerberg sebenarnya suka dengan desain, layar, dan fitur yang ada di Vision Pro. Beberapa yang ia kagumi meliputi output layar atau passthrough beresolusi tinggi, hingga sensor eye tracking yang canggih.

Namun, ia menyayangkan soal harga jual Apple Vision Pro yang tinggi, mengingat fiturnya lebih sedikit atau tak jauh lebih bagus dari Meta Quest 3. 

Pada segi bobot, contohnya, Meta Quest lebih sedikit lebih ringan dari Apple Vision Pro, yaitu 515 gram berbanding 600 gram.

Selain itu, Meta Quest 3 bisa beroperasi tanpa disambungkan dengan baterai via kabel. Artinya, perangkat AR/VR ini bisa dipakai kemana-mana dengan mudah tanpa ribet bawa-bawa baterai.

Pada aspek fitur, Zuckerberg juga mengeklaim Quest memiliki bidang pandang layar (field of view) lebih luas dibanding Vision Pro, sehingga pengalaman yang dirasakan pengguna akan lebih imersif.

Untuk aspek software, Zuck menyebut Quest juga memiliki keunggulan karena mengadopsi ekosistem terbuka. Artinya, para pengembang (developer) bisa mengintegrasikan Quest dengan aplikasi-aplikasi buatan mereka sendiri.

Di sisi lain, Vision Pro mengusung ekosistem tertutup, sehingga developer yang ingin aplikasinya ada di headset AR/VR buatan Apple itu boleh jadi harus menyesuaikan produk mereka dengan "aturan" yang sudah dibuat Apple.

Baca juga: Kacamata AR Apple Vision Pro Dibongkar, Ternyata Banyak Bautnya

Terlepas dari pernyataan Zuckerberg ini, wajar saja apabila Vision Pro kini memiliki fitur dan aplikasi yang lebih terbatas dari Meta Quest. Sebab perangkat ini baru meluncur beberapa bulan.

Ini berbeda dengan Meta Quest meluncur pada 2019 lalu dan kini sudah mencapai generasi ketiga dengan peluncuran Meta Quest 3 pada Oktober lalu. Sedangkan Apple Vision Pro masih dalam generasi pertama dan baru meluncur ke pasar awal Februari ini, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari TheVerge, Kamis (15/2/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com