Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Friendster, Media Sosial "Sepuh" yang Kabarnya Mau “Come Back”

Media sosial yang dulu pernah diadu dengan Facebook ini telah tutup layanan sejak tahun 2015 lalu.

Kendati demikian belum ada info resmi terkait kembalinya Friendster. Sejauh ini tanda-tanda kembalinya Friendster baru didapat dari laman friendster.com yang sudah aktif dan membuka early access atau pendaftaran awal.

Pada laman resmi tersebut, antarmuka situs menampilkan kolom e-mail. Pengguna yang penasaran, bisa mendaftar sebagai waitlist (daftar tunggu) dengan mengisi kolom e-mail yang tersedia.

Sedangkan pengguna yang masih mengingat akun e-mail Friendster mereka dapat mengklik pada bagian “Already have an account? Sign in here”.

Hingga artikel ini dibuat, telah tercatat 124991 telah masuk daftar tunggu untuk bisa mengakses Friendster lebih duluan.

Nah, di media sosial X maupun TikTok, warganet merespons rumor kembalinya Friendster ini. Ada yang mengajak untuk mendaftar lebih awal, ada juga yang bernostalgia.

Salah satunya dibahas oleh akun base di X @tanyakanrl, yang menanyakan apakah dulu ada yang pernah menggunakan Friendster?

Sejarah Friendster

Friendster adalah salah satu situs jejaring sosial yang pertama kali muncul dan populer pada awal tahun 2000-an. Situs ini diluncurkan pada tahun 2002 oleh Jonathan Abrams dan menjadi salah satu pelopor konsep jejaring sosial online.

Friendster memungkinkan penggunanya untuk membuat profil pribadi, terhubung dengan teman-teman, dan berinteraksi dengan orang lain melalui pesan, komentar, dan fitur lainnya.

Di puncak popularitasnya, Friendster memiliki jutaan pengguna di seluruh dunia. Pada 2008, platform ini memiliki 115 juta pengguna yang terdaftar dan berkembang, khusunya di kawasan Asia.

Perkembangan Friendster

Dirangkum dari laman demystifyasia, pada tahun 2002, Friendster berhasil mendapatkan dana pertamanya sebesar 12 juta dollar AS dari investor seperti Kleiner Perkins Caufield & Byers, Benchmark Capital, dan beberapa investor pribadi lainnya.

Dana ini digunakan untuk mengembangkan dan memperluas situs jejaring sosial mereka.
Kemudian, pada tahun 2006, Friendster kembali mendapatkan tambahan dana sebesar 3 juta dollar AS dari perusahaan yang sama, yaitu Kleiner Perkins Caufield & Byers dan Benchmark Capital. Dana ini dimaksudkan untuk membantu Friendster mengatasi beberapa tantangan dan bersaing di pasar yang semakin kompetitif.

Pada tahun yang sama, Friendster juga berhasil mengumpulkan dana sebesar 10 juta dollar AS melalui putaran pendanaan yang dipimpin oleh DAG Ventures. Dana ini membantu mereka untuk terus mengembangkan platform dan meningkatkan fitur-fitur yang ada.

Selanjutnya, pada tahun 2008, Friendster mendapatkan tambahan dana sebesar 20 juta dollar AS melalui putaran pendanaan yang dipimpin oleh IDG Ventures. Dana inilah digunakan untuk mendukung pertumbuhan dan inovasi lebih lanjut dalam upaya menjaga daya saing di pasar jejaring sosial.

Dengan mendapatkan dukungan keuangan dari berbagai investor, Friendster berusaha keras untuk tetap relevan dan bersaing di tengah persaingan yang semakin ketat di industri jejaring sosial.

Namun, popularitas Friendster kemudian menurun ketika munculnya jejaring sosial lain seperti MySpace, Facebook, dan Twitter yang menawarkan fitur-fitur yang lebih canggih.

Tumbangnya Friendster

Popularitas Friendster menurun pada 2008 dan tahun selanjutnya di 2009, Friendster diakuisisi oleh perusahaan internet besar di Asia bernama MOL Global dengan harga 26,4 juta dollar AS.

Situs jejaring sosial yang sangat populer pada saat itu pun menjadi platform game online. Sayangnya, proses akuisisi ini tidak berhasil, dan Friendster semakin mengalami penurunan.
Hingga pada akhirnya, pada tahun 2015, situs yang dulu dianggap sebagai pelopor jejaring sosial itu tumbang dan tutup tanpa batas waktu.

Namun kemunculan laman early access Friendster di awal tahun 2024 ini menjadi kode, bahwa platform ini bisa jadi akan kembali rilis dengan tampilan dan fitur terbarunya.

Antarmuka Friendster

Bagi Anda yang belum pernah memiliki pengalaman menggunakan Friendster, secara garis besar aplikasi ini mirip dengan beberapa aplikasi jejaring sosial yang ada saat ini. Terutama yang menggunakan pendekatan konsep jejaring sosial. Salah satunya dengan Facebook.

Friendster memiliki kemiripan dengan Facebook karena keduanya merupakan situs jejaring sosial. Namun, Facebook telah berkembang menjadi platform yang lebih besar dengan fitur-fitur seperti berbagi foto, video, dan berita, serta integrasi dengan berbagai aplikasi dan layanan.

Tampilan antarmuka (user interface/UI) Friendster "orisinil" atau versi lama, cukup sederhana. Sebab, fitur-fitur yang dimiliki juga belum secanggih media sosial saat ini.

Layaknya platform jejaring sosial lainnya, pengguna harus mendaftarkan akun untuk bisa menggunakan Friendster. Pengguna dapat mengklik tombol daftar di halaman utama, dan kemudian akan dibawa ke formulir.

Formulir ini akan meminta informasi dasar dari Anda seperti nama pengguna, alamat email, kata sandi, negara tempat tinggal, jenis kelamin, dan tanggal lahir. Selain itu, pengguna juga diminta untuk menentukan pertanyaan keamanan.

Ini bermanfaat jika Anda lupa nama pengguna atau kata sandi Anda nanti. Jangan khawatir jika Anda tidak ingin mengunggah foto sekarang, Anda bisa klik "lanjutkan".

Setelah itu, ikuti petunjuk untuk memeriksa email Anda karena akan ada pemberitahuan konfirmasi yang perlu Anda konfirmasi. Begitu Anda selesai, pengguna bisa menggunakan berbagai fitur Friendster.

Lanjut ke menu "Profil" Friendster. Menu ini memiliki fitur yang umum ada di media sosial lain, meskipun masih cukup sederhana.

Di Profil, pengguna bisa membuat teman baru, mengatur privasi, dan lain sebagainya. Berikut adalah beberapa fitur pendukung profil Friendster lainnya.

Itulah gambaran mengenai sejarah Friendster, perkembangan, dan fitur-fiturnya.

Dapatkan update berita teknologi dan gadget pilihan setiap hari. Mari bergabung di Kanal WhatsApp KompasTekno.

Caranya klik link https://whatsapp.com/channel/0029VaCVYKk89ine5YSjZh1a Anda harus install aplikasi WhatsApp terlebih dulu di ponsel

https://tekno.kompas.com/read/2024/01/29/13300087/sejarah-friendster-media-sosial-sepuh-yang-kabarnya-mau-come-back

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke