Dengan cara ini, secara tidak langsung Facebook telah mengambil cara kerja Twitter dalam hal penyampaian informasi instan. Bagaimana kalau tiba-tiba Facebook mengumumkan pengoperasian peramban alias search engine baru miliknya yang lebih lengkap dari peramban yang pernah ada termasuk Google itu sendiri? Celaka. Ini sungguh mengerikan!
Pertanyaan penting bagi media massa yang mengambil format cetak, elektronik, maupun online; apakah akan menjadi bagian dari Facebook atau melawan mati-matian cara kerja Facebook?
Memang cuma ada dua pilihan; ikut atau tidak ikut.
Ikut Facebook, memungkinkan sebaran dan keterbacaan konten yang dibuat para jurnalis profesional semakin meluas jika ia bisa dibaca di Facebook. Di samping itu, terbuka peluang pembagian kue iklan pengelola media dengan Facebook. Ada kue iklan, memungkinkan media itu tetap bertahan dan tidak harus takut akan datangnya senjakala media.
Tidak ikut Facebook, tidak apa-apa juga, toh langit tidak akan runtuh. Tetapi business berjalan as usual alias gini-gini aja, kata anak-anak alay sekarang. Tetap masih bisa survive meski terus dibayang-bayangi ketakutan telah semakin dekatnya senjakala koran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.