"Hal itu (banyaknya Instagram Stories dengan tautan) membuat para pengguna untuk melewatkan saja apapun yang meminta mereka untuk swipe-up", ujar Wallace.
Terlebih, jika fitur tersebut terlalu sering dipakai, konten berisi informasi menjadi mirip dengan iklan. Itu sebabnya, media lain seperti Quartz, melakukan pendekatan berbeda.
Salah satu target penerbit ini di tahun 2018, menurut Direktur Editorial Quartz, Sari Zeidler, adalah mendongkrak jumlah follower di Instagram.
Membuat konten Instagram Stories yang lebih atraktif pun bakal dilakoni Quartz. Ke depannya, konten Instagram Stories Quartz lakan ebih banyak menyampaikan informasi, dibanding meminta pengguna berlangganan ke newsletter terus menerus menggunakan fitur swipe-up.
Baca juga : Begini Cara Pasang GIF di Instagram Stories
Fitur swipe-up tentu punya banyak sisi positif, namun para influencer dan media, tentu perlu menganalisis alasan turunnya jumlah follower yang mengklik tautan di Stories. Alasannya, bisa jadi karena bosan untuk swipe-up, atau malah tidak mengetahui adanya tautan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.