Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch S. Hendrowijono
Pengamat Telekomunikasi

Mantan wartawan Kompas yang mengikuti perkembangan dunia transportasi dan telekomunikasi.

kolom

Registrasi Kartu Prabayar Membawa Korban

Kompas.com - 18/05/2018, 13:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bagaimanapun, pencapaian Indosat ini sangatlah pahit. Apalagi jika dilihat gebyar operator milik Ooredoo Qatar itu yang selama tahun 2017 berhasil mendapat laba hingga Rp 1,136 triliun, naik 2,8 persen dibanding tahun 2016 yang mencatat laba Rp 1,1 triliun.

Proses registrasi yang ternyata pedomannya sering berubah dalam waktu singkat membawa para operator telepon seluler ke dalam arus aji mumpung.

Pada saat itu, semua operator mewajibkan mitra distributornya menguras isi gudang kartu perdana dan menjual, bahkan mengaktifkannya sebelum dijual, untuk mengantisipasi kerugian akibat kartu perdana lama tidak laku dijual.

Namun dalam proses registrasi tersebut terjadi anomali selain akibat beda sistem antara operator dan Ditjen Dukcapil, berupa 55 juta nomor perdana diaktifkan oleh 400-ribuan NIK dengan menggunakan robot.

Dan, Indosat merupakan operator dengan pencapaian anomali terbesar, karena satu NIK (nomor induk kependudukan) berhasil mengaktifkan 2,2 juta kartu prabayar perdana, walau kemudian semua nomor tadi diblokir.

Mendapat tekanan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan juga dilaporkan ke aparat keamanan, Indosat menjadi sangat hati-hati. Selama triwulan 1 tahun 2018 Indosat justru melakukan penyetopan penjualan kartu perdana sambil membenahi sistem yang ada sementara operator lain tetap aktif melakukan penjualan.

Akibatnya jumlah pelanggan yang pada akhir triwulan 4 tahun 2017 sebanyak 110,2 juta, merosot dengan 12,7 persen menjadi hanya 96,1 juta saja di triwulan pertama 2018.

Baca juga: Pendapatan Telkomsel Menurun Karena Registrasi Kartu Prabayar

Sebenarnya anomal tidak hanya terjadi di Indosat, tetapi juga di operator lain walau jumlah masing-masing tidak sampai sejuta nomor sehingga tidak terlalu menghebohkan.

Ketika operator lain masih berkutat bagaimana cara menambah jumlah pelanggan, yang terbentur tembok keras lewat kebijakan registrasi, Indosat lebih memilih merawat pelanggan yang ada dengan harapan pendapatan dari tiap pelanggan naik.

Dengan pendapatan Rp 29,9 triliun pada tahun 2017 dari 110,2 juta pelanggan atau Rp 22.600-an per pelanggan per bulan, di triwulan pertama 2018 dari 96,1 juta pelanggan pendapatan mereka hanya Rp 5,7 triliun, atau Rp 19.800-an dari tiap pelanggan per bulan.

Ini merupakan ARPU yang rendah untuk industri, karena ARPU XL Axiata sekitar Rp 30.000 dan Telkomsel sekitaran Rp 45.000.

Namun manajemen manajemen Indosat Ooredoo optimistis kinerja tahun 2018 yang dimulai triwulan kedua akan membaik karena ARPU triwulan pertama tahun 2017 sekitaran Rp 28.000. Apalagi belanja data pelanggannya makin hari makin tinggi sementara belanja SMS dan suara makin susut. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com