KOMPAS.com - Sebagian besar negara di seluruh dunia saat ini mengimbau warganya untuk bekerja dari rumah, selama pandemi Covid-19 berlangsung. Walhasil, penggunaan internet dan berbagai layanan software pendukung pekerjaan menjadi meningkat signifikan.
Ternyata, peningkatan itu juga dimanfaatkan pelaku kejahatan siber. Menurut laporan dari perusahaan teknologi komputasi IBM X Force, sejak WHO mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi pada 11 Maret, laporan spam terkait Covid-19 naik 6.000 persen.
Staf Ahli Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Henri Subiakto juga mengatakan bahwa potensi serangan siber di Indonesia cukup besar, selama aturan kerja dan belajar dari rumah berlaku.
Baca juga: 7 Tips Aman Berinternet Saat Harus Bekerja dari Rumah
"Kalau di kantor aman, karena ada sistem IT. Tapi ketika di rumah itu terbuka, makanya kemungkinan terkena kejahatan (siber) semakin besar," kata Henri.
Kendati demikian, ada beberapa tip yang bisa dilakukan untuk meminimalisir serangan siber saat bekerja dari rumah.
Menggunakan software berlisensi
Hal paling dasar dan penting adalah menggunakan software legal atau berlisensi, di perangkat yang digunakan untuk bekerja.
Menurut Tarun Sawney, Senior Director, Business Software Alliance (BSA), aliansi konsultan hukum industri software global, menggunakan produk software berlisensi akan memberikan cukup rasa aman.
Sebab, software berlisensi dibuat oleh perusahaan bereputasi tinggi yang sangat memperhitungkan kualitas produk.
"Jika mereka mengetahui adanya potensi serangan siber, mereka akan berupaya membuat pencegahan, tapi jika tetap terjadi serangan, mereka akan segera memperbaikinya," kata Tarun dalam sebuah konferensi pers daring, Selasa (5/5/2020).
Ia pun menyarankan agar perusahaan mengunakan software level bisnis, bukan consumer software, yang tingat keamanannya lebih rendah dibanding level bisnis. Tarun mengakui bahwa software legal tidak luput dari celah keamanan.
Baca juga: Indonesia Diancam Sanksi Dagang AS karena Film Bajakan, Ini Saran KADIN
Namun ia mengatakan, perusahaan pembuat software akan lebih bertanggung jawab jika ada potensi serangan keamanan terhadap produk software buatannya. Hal ini lebih baik ketimbang mengginakan software ilegal atau tidak berlisensi.
Tarun juga menekankan, perusahaan harus mau dan bisa mengedukasi karyawannya untuk mengidentifkasi setiap potensi serangan siber.
Password dan aplikasi menyeluruh
Henri yang juga bergabung dalam konferensi daring ini, memberikan tips lain. Ia menyarankan agar setiap platform yang digunakan termasuk perangkat keras, dilindungi dengan password yang kuat.