Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Blokir Huawei Bakal Dicabut Setelah Trump Lengser?

Kompas.com - 08/11/2020, 19:43 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Angin segar bisnis chip Huawei

Hampir senada dengan Kennedy dan Frank, Da Wei, Direktur CSIS Universitas Hubungan Internasional di Beijing juga mengatakan Biden kemungkinan tidak langsung melunak dengan China, terutama soal penggunaan teknologi inti.

Namun Biden bisa saja sedikit melonggarkan, misalnya saja dengan mempersempit kriteria pembatasan. Pada pemerintahan Trump, keamanan nasional dan kompetisi teknologi menjadi dua hal yang kerap digadang Trump untuk membatasi perusahaan asal China yang turut mempengaruhi negara sekutunya.

"Sebagai contoh, perusahaan seperti TikTok dan WeChat, pemblokiran bisa saja ditarik karena mereka tidak memiliki konflik yang tidak bisa didamaikan dengan AS," kata Wei.

Namun di sektor lain, seperti 5G, di mana Huawei berada di pusat persaingan AS-China, situasinya akan menjadi lebih rumit. Wei memperkirakan, kebijakan 5G Huawei yang diblokir AS akan sulit berubah, namun ada harapan untuk sektor penjualan chip ke Huawei.

Seperti diberitakan sebelumnya, Trump membuat kebijakan yang mengakibatkan Huawei tidak bisa menggunakan teknologi AS untuk produk semikonduktor. Padahal, Huawei masih sangat bergantung pada komponen buatan perusahaan AS, Qualcomm.

Baca juga: Huawei Masuk Blacklist Amerika Serikat

China harus tetap mandiri

Xin Qiang, Wakil Direktur Pusat Studi AS di Universitas Fudan mengatakan, perbedaan antara Biden dan Trump di bidang teknologi adalah pada area inti, seperti kedirgantaraan, komunikasi kuantum, dan kecerdasan buatan.

"Tidak bisa dipungkiri, China-AS akan terpisah sebagian satu sama lain pada sektor teknologi tinggi," kata Xin.

Xin menambahkan, China sebaiknya tidak lengah dengan isu perbaikan hubungan bilateral jika Biden memimpin. Sebaiknya, China tetap mandiri dengan menghasilkan produk-produk berteknogi lebih tinggi dibanding AS.

"China seharusnya tidak menyerahkan nasibnya ke tangan perubahan (pemerintahan) AS," kata Xin, dihimpun dari Global Times.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com