"Taliban dikenai sanksi sebagai organisasi teroris di bawah hukum Amerika Serikat dan kami telah melarang mereka dari layanan kami berdasarkan kebijakan Organisasi Berbahaya kami," jelas juru bicara Facebook.
Baca juga: Facebook dan TikTok Blokir Konten Terkait Taliban
Dalam menyisir konten yang berkaitan dengan Taliban, Facebook mengklaim memiliki tim khusus yang memiliki pengetahuan tentang Afghanistan.
Tim itu terdiri dari beberapa orang yang berbicara bahasa Dari dan Pashto, serta memiliki pengetahuan akan konteks budaya lokal untuk membantu untuk membantu Facebook mengidentifikasi konten dan memberi peringatan jika ada masalah yang muncul.
Facebook menyebut bahwa kebjakan tersebut bukanlah hal baru. Keputusan ini diambil berdasarkan konsensus antara komunitas internasional. Facebook sendiri telah memblokir Taliban selama beberapa tahun.
Kendati demikian, WhatsApp memiliki dilema tersendiri. Sebab, aplikasi perpesanan itu menggunakan sistem keamanan enkripsi dari ujung ke ujung (end-to-end encryption), di mana isi pesan hanya bisa dilihat oleh penerima dan pengirim.
Pihak ketiga, termasuk Facebook tidak bisa membaca isi pesan yang dikirim di WhatsApp. Beberapa laporan menyebut bahwa anggota Taliban masih menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi.
Baca juga: Hati-hati, 9 Aplikasi Android Ini Berisi Malware dan Bisa Retas Akun Facebook
Untuk membantu meminimalisir konten terkait Taliban, WhatsApp akan menggunakan software AI untuk meninjau informasi yang tidak terenkripsi, seperti nama pengguna, foto profil, dan deskripsi grup.
|
"Apabila kami mengetahui bahwa seseorang atau organisasi yang terkena sanksi menggunakan WhatsApp, kami akan mengambi tindakan," jelas juru bicara Facebook.
WhatsApp juga disebut telah menutup akun kontak aduan yang dibuat oleh Taliban setelah mengambil alih Kabul. Informasi kontak aduan itu diumumkan pada hari Minggu dan pernah digunakan saat Taliban mengambil alih kota Kunduz di tahun 2016 lalu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.