KOMPAS.com - Jejaring sosial berbasis audio, Clubhouse melakukan langkah preventif dengan menghapus foto dan informasi pribadi penggunanya di Afghanistan, yang tidak aktif dalam beberapa waktu.
Selain menghapus foto profil dan bio pengguna, Clubhouse juga membuat profil pengguna tersebut menjadi lebih sulit untuk ditemukan ketika diakses melalui kolom pencarian Clubhouse.
Juru bicara Clubhouse menjelaskan bahwa langkah ini tidak akan memengaruhi jumlah pengikut (follower) pengguna.
Baca juga: Tanda Popularitas Clubhouse Mulai Menurun
Pengguna yang foto profil dan bio-nya dihapus, nantinya dapat menambah bio atau menganti foto yang dinilai lebih aman.
Pengguna juga tetap bisa meminta Clubhouse menampilkan foto dan bio-nya, apabila mereka merasa tidak ada informasi yang perlu disembunyikan.
A message form @Clubhouse to #Afghanistan’s users. pic.twitter.com/CpS4iz0L1J
— Zaki Daryabi (@ZDaryabi) August 19, 2021
Menurut Clubhouse, langkah ini sengaja dilakukan demi menjaga privasi dan keamanan para pengguna, terutama setelah Taliban berhasil mengambil alih pemerintahan Afghanistan pada Minggu (15/8/2021).
Pasca-pergantian kekuasaan itu, masyarakat Afghanistan mulai berbondong-bondong menghapus foto dan informasi pribadi mereka di media sosial.
Baca juga: Daftar Clubhouse Kini Tak Perlu Undangan
Bahkan tak sedikit dari mereka yang juga ikut menghapus nomor telepon dan informasi lain yang memiliki keterkaitan dengan negara Barat, serta sistem pemerintahan Afghanistan sebelumnya.
Dihimpun KompasTekno dari The Verge, Senin (23/8/2021), ada puluhan ribu akun Clubhouse yang dihapus foto profil dan bio-nya, Clubhouse bahkan turut mengizinkan pengguna untuk menggunakan nama samaran.
Pihak perusahaan sendiri mengaku telah berkonsultasi dengan pakar kebebasan berekspresi dan ekstremisme kekerasan dalam rangka mewujudkan langkah preventif ini.
Baca juga: Facebook dan TikTok Blokir Konten Terkait Taliban
Tak hanya Clubhouse, sebelumnya beberapa platform media sosial lain juga telah mengambil langkah yang serupa. Facebook menegaskan bahwa mereka akan menghapus dan memblokir segala jenis konten terkait Taliban yang beredar di platformnya.
WhatsApp berusaha akan membantu meminimalisir konten terkait Taliban dengan memanfaatkan software AI, untuk meninjau informasi yang tidak terenkripsi, seperti nama pengguna, foto profil, dan deskripsi grup.
Sementara itu, TikTok berjanji akan menghapus segala jenis konten yang bersifat mendukung dan mengagungkan Taliban.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.