Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aturan E-sports PBESI Dinilai Mengandung Pasal "Salah Kamar"

Kompas.com - 25/08/2021, 07:02 WIB
Bill Clinten,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Javier mempermasalahkan poin a dalam ayat tersebut, di mana tidak dijelaskan kriteria game seperti apa yang "sudah diterima oleh masyarakat Indonesia secara luas".

"Namun, dari pernyataan pihak PBESI ketika acara Eksibisi Esports PON XX Papua 2021 kemarin, saya menangkapnya bahwa game yang diterima itu merupakan game yang dimainkan oleh masyarakat secara umum," tutur Javier.

Meski demikian, hal itu, menurut Javier, tidak sejalan dengan kenyataan di lapangan. Pasalnya, salah satu game e-sports yang dipertandingkan di PON XX Papua 2021 adalah eFootball PES 2021 versi konsol.

Pihak PBESI sendiri mengatakan bahwa eFootball PES 2021, beserta dua game lainnya untuk platform smartphone yaitu Free Fire dan Mobile Legends, dipilih karena tidak semua orang, terutama di pelosok daerah, memiliki PC.

Padahal, Javier mengklaim bahwa masyarakat lebih mudah mengakses PC dibanding konsol, sehingga poin a dalam pasal 39 ayat 7 tadi sangat mungkin untuk menimbulkan pertanyaan besar.

Baca juga: Free Fire, Mobile Legends, dan PES 2021 Akan Dipertandingkan di PON XX Papua

Menuai kritikan

Sebagai informasi, sejumlah pasal yang tertuang dalam peraturan PBESI sendiri sempat menuai kritikan dari para pencinta game di Indonesia.

Salah satu yang dikeluhkan adalah pasal 39, yang menyebut PBESI akan mengatur serta mengawasi game yang berlaku di Indonesia, termasuk e-sports, dengan bantuan aparat penegak hukum dan pihak terkait.

Selain pasal 39, pasal 7 dalam regulasi tersebut juga menimbulkan kontroversi lantaran  mewajibkan seluruh tim e-sports profesional di Indonesia membayar iuran pembinaan tahunan kepada PBESI.

Karena aneka kritikan ini, gamer Indonesia lantas berbondong-bondong melakukan protes di jejaring sosial Twitter dan kolom komentar di berbagai postingan Instagram handle @PBESI_official.

Sebagian besar pengguna di sana mengaku kecewa atas regulasi PBESI yang dinilai bakal berlaku tidak adil bagi developer game secara keseluruhan dan terkesan ingin memonopoli aturan di industri e-sports lokal.

Bahkan, seorang konten kreator video game bernama Restu Purbaya membuat laman petisi di situs web Change.org, untuk merevisi regulasi e-sports PBESI yang dianggap bakal merugikan industri game Tanah Air.

Pantauan KompasTekno, petisi tersebut telah ditandatangani oleh kurang lebih 2.300 orang dari target sebanyak 2.500.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com