Di sisi lain, Zuck membenarkan bahwa perusahaannya memang mendulang untung dari iklan. Namun, para pengiklan juga secara konsisten meminta Facebook agar iklan mereka tidak dipasang di dekat konten berbahaya atau yang mengganggu.
"Argumen bahwa kami sengaja mendorong konten yang membuat orang marah demi keuntungan itu sangat tidak masuk akal," tulis Zuckerberg.
Terkait pengguna remaja, Zuckerberg mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menyediakan keamanan bagi pengguna remaja di platformnya.
Menurut dia, tak bisa dimungkiri bahwa anak-anak kini sudah memiliki ponsel dan menggunakan teknologi.
"Perusahaan teknologi harus membangun platform yang memenuhi kebutuhan mereka sekaligus menjaga mereka tetap aman. Kami sangat berkomitmen untuk melakukan pekerjaan ini," tulis Zuck, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari akun Facebook Mark Zuckerberg, Kamis (7/10/2021).
Ia mencontohkan dengan kehadiran Messenger Kids, aplikasi pesan instan khusus untuk anak, yang diklaim lebih baik dan aman dari aplikasi lainnya.
Facebook sempat ingin meluncurkan Instagram Kids juga, tetapi akhirnya tidak jadi karena rencana ini menuai banyak kritikan dari sejumlah pihak.
Selain soal dampak buruk terhadap pengguna, beberapa bagian lain dari dokumen yang diungkap Haugen menyebutkan bahwa Facebook ikut berkontibusi menyebar misinformasi saat pilpres di AS tahun lalu, dan kerusuhan tanggal 6 Januari 2021 di Gedung Capitol.
Facebook, sebagaimana tertulis di dokumen tersebut, menyadari bahwa algoritma dan platform miliknya mendorong jenis-jenis konten yang bisa membahayakan keamanan publik, tetapi gagal mengeksekusi langkah-langkah pencegahan yang efektif.
"(Facebook) membayar profit dengan keamanan kita," lanjut Haugen dalam wawancara di 60 Minutes CBS, dihimpun KompasTekno dari NDTV.
Baca juga: Facebook dkk Down, Harta Mark Zuckerberg Berkurang Rp 87 Triliun dalam 8 Jam
"Facebook yang sekarang ini memecah belah masyarakat dan memicu kekerasan etnis di seluruh dunia," ungkap Haugen.
Selain itu, dalam laporannya ke otoritas keuangan AS Security and Exchanges Commission, Haugen menuding bahwa Facebook sengaja memilah atau menyembunyikan informasi dari investor atau calon investor.
Vice President Global Affairs Facebook Nick Clegg sempat menyuarakan bantahan terhadap tudingan dan bocoran dokumen dari Haugen. Dia mengirim memo 1.500 kata ke karyawan Facebook. Isinya antara lain mengatakan bahwa tudingan Haugen bersifat misleading.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.