Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WhatsApp Pasang Iklan 1 Menit di Televisi AS, supaya Laku?

Kompas.com - 01/02/2022, 09:04 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber Twitter

KOMPAS.com - WhatsApp baru-baru ini membuat dan menyiarkan iklan televisi di Amerika Serikat (AS). Ini adalah kali pertama WhatsApp beriklan di televisi.

Iklan tersebut mempromosikan fitur unggulan WhatsApp, seperti keamanan enkripsi ujung ke ujung (end-to-end encryption).

Kehadiran iklan TV pertama WhatsApp ini juga diumumkan langsung oleh CEO WhatsApp Will Cathcart melalui sebuah kicauan di Twitter.

"Kami merilis kampanye pemasaran @WhatsApp pertama kami di AS hari ini. Ini sepenuhnya berfokus pada pentingnya enkripsi ujung ke ujung," tulis akun @wcathcart, sebagaimana dikutip KompasTekno, Selasa (1/2/2022).

Baca juga: Cara Bikin Tulisan Berwarna di WhatsApp Android

Meski hanya disiarankan di stasiun televisi AS, iklan pertama WhatsApp ini juga bisa disaksikan pengguna WhatsApp di negara lainnya melalui video yang disertakan Cathcart.

Iklan TV berdurasi sekitar 1 menit itu menceritakan seorang tukang pos yang mengirimkan paket dan surat yang sudah tidak tersegel sebelum diterima oleh si penerima. Padahal, di dalam paket atau surat tersebut berisi barang dan informasi pribadi milik si penerima.

Alhasil, karena sudah tidak tersegel, isi paket dan surat tersebut bisa diintip oleh pihak lain selama proses pengiriman.

Nah, paket atau surat yang sudah tidak tersegel itu diibaratkan WhatsApp sebagai "pesan singkat" yang tak terlindungi dan bisa diintip oleh pihak lain.

Dalam iklan tersebut, WhatsApp mencatut data dari studi yang dilakukan oleh Asosiasi Wireless Internasional (CTIA) pada tahun 2019, yang menyebutkan bahwa ada lebih dari 5 miliar pesan SMS tidak terenkripsi yang dikirim di AS setiap harinya.

"Setiap pesan SMS yang kalian kirimkan yang tidak terenkripsi itu sama terbukanya dengan surat kalian yang sudah tidak tersegel," kata si tukang pos dalam iklan.

Pada akhir iklan, WhatsApp mengajak penonton untuk melindungi pesan pribadinya dengan menggunakan fitur enkripsi ujung-ke-ujung yang ada di WhatsApp.

Baca juga: Update WhatsApp di iPhone Bisa Sembunyikan dan Sortir Notifikasi

Agar WhatsApp laku di AS?

Iklan TV pertama di AS yang menekankan fitur enkripsi ujung-ke-ujung ini agaknya merupakan upaya WhatsApp agar bisa "laku" di negara asalnya.

Pasalnya, selama ini, meski merupakan aplikasi perpesanan instan buatan perusahaan Amerika Serikat (AS), Meta (dulu Facebook), ternyata WhatsApp justru jarang digunakan oleh warga Amerika Serikat.

Menurut laporan dari We Are Social dan Hootsuite pada 2020, WhatsApp hanya digunakan 19 persen pengguna internet di AS.

Sebagai pembanding, angka tersebut terpaut jauh jika dibandingkan dengan Indonesia. Dalam laporan yang sama, WhatsApp diketahui digunakan oleh 84 persen pengguna internet di Indonesia.

Mengapa WhatsApp tak laku di AS? Setidaknya ada tiga hal yang membuat WhatsApp tak banyak digunakan pengguna internet yang berbasis di AS.

Pertama, berdasarkan survei Science & Engineering Indicators 2018, orang Amerika sangat mementingkan privasi.

Sedangkan WhatsApp memiliki fitur yang kemungkinan membuat orang AS menjadi tidak nyaman, seperti fitur bagi lokasi (share location), status online, last seen, dan status sedang mengetik (typing).

Kedua, kebanyakan ponsel pintar di AS sudah memiliki aplikasi perpesanan bawaan, baik platform iOS atau Android. Misalnya saja, pengguna iOS sudah memiliki aplikasi iMessege. Sehingga, mereka merasa tidak perlu untuk mengunduh aplikasi baru.

Baca juga: 3 Cara Mengirim File Besar lewat WhatsApp

Ketiga, pengguna internet kemungkinan lebih menyukai aplikasi perpesanan lain seperti Facebook Messenger atau Skype. Facebook Messenger sudah terkoneksi dengan akun utama Facebook, sehingga mereka tidak perlu membuat akun baru.

Apa itu enkripsi ujung-ke-ujung di WhatsApp?

Enkripsi dari ujung ke ujung atau end-to-end encryption (E2EE) adalah sebuah sistem enkripsi yang terpasang secara default (bawaan) untuk melindungi seluruh percakapan di WhatsApp.

Sistem enkripsi ini berlaku pada semua perpesanan teks, audio, video call, baik di aplikasi WhatsApp mobile, desktop, maupun web sekalipun.

Untuk melindungi semua percakapan yang ada di akun personal penggunanya, WhatsApp menggunakan Signal Protocol yang dikembangkan oleh Open Whisper System.

Secara sederhana, enkripsi adalah sebuah metode yang memungkinkan sebuah informasi "terkunci".

Dirangkum dari Search Security, pesan terbuka (plaintext) yang dienkripsi akan diubah ke dalam sebuah kode acak rahasia sehingga informasi sebenarnya tidak bisa dibaca.

Baca juga: Cara Backup Chat WhatsApp dengan Enkripsi End to End

Jadi dengan lapisan keamanan enkripsi dari ujung ke ujung di WhatsApp, percakapan yang dikirim pengguna dijamin tidak bisa dibaca, diintip, atau disadap oleh pihak lain, termasuk WhatsApp itu sendiri.

Selain pada pesan yang dikirim, WhatsApp juga memberlakukan sistem enkripsi ujung-ke-ujung pada pesan yang dicadangkan (backup) di penyimpanan awan (cloud).

Dengan adanya enkripsi ujung ke ujung ini, WhatsApp mengeklaim bahwa penyedia layanan backup (seperti Google dan Apple) juga tidak bisa mengintip isi chat yang dicadangkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com