Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Qualcomm vs MediaTek, Ponsel Android Terbelah Dua Kubu Harga

Kompas.com - 22/03/2022, 19:09 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Karena itulah, vendor ponsel lebih memilih beralih mengguna chipset bikinan pesaing Qualcomm, yaitu MediaTek. Pasalnya, MediaTek berhasil mengeluarkan chipset untuk ponsel 5G Android yang canggih dan terjangkau ke pasar pada tahun 2022. Misalnya, dengan seri Dimensity 700 hingga 1200.

Pada MediaTek juga belum lama ini meluncurkan chipset kelas atas terbarunya, yaitu seri Dimensity 8000 dan Dimensity 9000.

Dengan dua seri chipset tersebut, MediaTek juga diprediksi dapat ikut mengambil alih sebagian pangsa pasar ponsel Android di kelas premium dan flagship di tahun ini.

Baca juga: Skor Benchmark Dimensity 9000 Ungguli Snapdragon 8 Gen 1 dan Exynos 2200

Pangsa pasar chipset Samsung Exynos

Di dalam laporan yang sama, Samsung diketahui berhasil mendominasi pangsa pasar chipset di ponsel kelas premium-flagship, terutama di rentang harga 700-799 dollar AS. Adapun pangsa pasar Samsung mencapai 46 persen.

Di rentang harga lainnya, Samsung juga secara umum berhasil mengamankan pangsa pasar sebesar 25-32 persen.

Hal tersebut didorong oleh ponsel flagship Samsung, seperti Galaxy S21 yang memang dipasarkan dengan chipset Exynos di sejumlah pasar.

Namun bila melihat segmen ponsel menengah ke bawah, pangsa pasar chipset Exynos Samsung tak sampai 10 persen.

Menurut Counterpoint, hal tersebut dikarenakan sebagai besar ponsel mid-range Samsung, seperti seri A, M, dan F tidak dilengkapi dengan chipset Exynos, alih-alih chipset Qualcomm, MediaTek, atau lainnya.

Baca juga: Samsung Galaxy S22 Versi Indonesia Pakai Snapdragon 8 Gen 1, Setelah 8 Tahun Dinanti

Pangsa pasar chipset HiSilicon dan Unisoc

Untuk chipset Huawei, HiSilicon dilaporkan memiliki 16 persen pangsa pasar di ponsel seharga 500 dollar AS ke atas pada tahun 2021. Angka itu menurun 30 persen dibanding tahun sebelumnya.

Hal ini terjadi karena Huawei masuk dalam daftar hitam "entity list" pemerintah Amerika Serikat. Daftar hitam itu kemudian melarang Huawei untuk berbisnis dengan perusahaan asal AS.

Alhasil, hal tersebut membuat HiSilicon - divisi semikonduktor Huawei - kesulitan memproduksi chipset Kirin. HiSilicon sampai saat ini memang masih mengandalkan pasokan hardware dan software dari beberapa perusahaan AS untuk memproduksi chipset.

Huawei sebenarnya sudah mulai menggunakan chipset bikinan Qualcomm yang notabene vendor chipset asal AS, namun chipset yang digunakan terbatas pada kemampuan 4G saja.

Terakhir, Unisoc dilaporkan mencetak pertumbuhan di tahun 2021. Pasalnya, Unisoc kini juga sudah berhasil mengamankan pangsa pasar di segmen mid-low.

Pada tahun 2020, chipset Unisoc dilaporkan hanya digunakan di ponsel Android di segmen bawah saja dengan harga 99 dollar As (atau setara Rp 1,4 juta), sebagaimana dihimpun KompasTekno dari GizmoChina, Selasa (22/3/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com