KOMPAS.com - Pemerintah Republik Afrika Tengah (Central Africa Republic/CAR) mengizinkan penggunaan bitcoin sebagai alat transaksi pembayaran yang legal alias sah.
Salah satu negara di pedalaman Afrika ini kini menjadi negara kedua yang melegalkan Bitcoin sebagai mata uang. Sebelumnya, negara yang melegalkan Bitcoin sebagai mata uang hanya El Savador.
Dalam keterangan resminya, anggota parlemen negara itu yakin mengadopsi Bitcoin sebagai alat tukar. Presiden Republik Afrika Tengah Faustin Archange Touadera juga telah menandatangani keputusan itu dan menetapkannya dalam undang-undang.
"Republik Afrika Tengah adalah negara pertama di Afrika yang mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran sah... Langkah ini menempatkan Republik Afrika Tengah sebagai negara paling berani dan paling visioner di dunia," kata Obed Namsio, Kepala Staf Pemerintahan Republik Afrika Tengah, dalam pernyataan resmi dikutip KompasTekno dari Euronews, Jumat (29/4/2022).
Baca juga: Rekor Baru, Bitcoin Ke-19 Juta Berhasil Ditambang
Undang-undang yang ditandatangani presiden Republik Afrika Tengah itu mencakup aturan tentang pengguna hingga penggunaan mata uang kripto dalam pedagangan online dengan sistem blockchain.
Namsio juga menegaskan, pertukaran mata uang kripto di negaranya tidak dikenakan pajak.
Adapun mata uang yang selama ini berlaku di Republik Afrika Tengah yaitu Franc CFA. Jadi, setelah Bitcoin disahkan, negara tersebut menggunakan dua jenis mata uang.
Meski disahkan sebagai mata uang, penggunaan Bitcoin di Republik Afrika Tengah juga menuai pro dan kontra.
Mantan Perdana Menteri Republik Afrika Tengah Martin Ziguele yang kini menjadi anggota parlemen oposisi menilai bahwa penggunaan Bitcoin merupakan cara untuk terlepas dari mata uang Franc CFA.
"Undang-undang ini adalah cara untuk keluar dari franc CFA dengan dalih menggunakan (dua) mata uang bersamaan... Langkah ini menimbulkan pertanyaan, siapa yang diuntungkan?" ujarnya.
Baca juga: Ukraina Legalkan Bitcoin dkk
Sementara itu, ekonom Yann Daworo menilai bahwa penggunaan Bitcoin akan memudahkan kehidupan masyarakat karena beragam transaksi dapat dilakukan dari smartphone. Selain itu, Daworo juga beranggapan pengguna dapat mengubah Bitcoin ke mata uang lainnya dengan mudah.
"Pengusaha tidak perlu lagi berjalan dengan koper (berisi uang) franc CFA yang harus dikonversi ke dolar atau mata uang lainnya, untuk melakukan transaksi di luar negeri," ujarnya dikutip dari BBC.
Ada pula yang beranggapan bahwa adopsi mata uang Bitcoin di Republik Afrika Tengah terlalu dini. Sebab, akses internet di negara ini masih terbatas. Padahal, Bitcoin sangat bergantung pada internet.
"Akses internet masih tertinggal di negara ini, sedangkan Bitcoin sepenuhnya bergantung pada internet," kata ilmuwan komputer Sydney Tickaya.
Ia juga menilai masih banyak masalah yang lebih mendesak di Republik Afrika Tengah ketimbang penggunaan Bitcoin. Masalah itu termasuk keamanan, pendidikan hingga akses air minum.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.