Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch S. Hendrowijono
Pengamat Telekomunikasi

Mantan wartawan Kompas yang mengikuti perkembangan dunia transportasi dan telekomunikasi.

kolom

Indonesia, Pasar Terbesar Game di Asia Tenggara

Kompas.com - 11/11/2022, 11:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pemerintah mendorong melalui kebijakan dan regulasi terutama menumbuhkan kreativitas game publisher (yang baru kecipratan 0,4 persen dari pendapatan) dan lebih sering menggelar aktivitas berupa e-Sports.

Jumlah game publisher di Indonesia, menurut Shieny Aprilia, CEO Agate Studio Bandung, masih kurang dari 30. Sementara di Vietnam yang nilai pasarnya setengah Indonesia memiliki 150 lebih pengembang game, lima kali lipat.

China punya lebih dari 25.000 perusahaan dan Korea Selatan menyimpan 16.000 lebih start up game.

Dibanding Indonesia, China paling kreatif memproduksi game. PUBG Mobile sudah diunduh lebih dari 127 juta kali, jadi salah satu kesuksesan Tencent Games.

Sampai Juli 2022 saja, publisher game teratas ini sudah meraup 677,3 juta dolar AS (Rp 10 triliun). Di sini juga tumbuh subur kreator game “kaki lima” yang produksi buatannya bahkan diekspor ke publisher luar negeri.

Dari sisi konsumen, mungkin Indonesia bisa jadi contoh negara lain. Pemerintah dan operator seluler kerap menggelar ajang kompetisi eSports guna menarik lebih banyak gamers berprestasi.

Salah satu yang cukup besar adalah acara Dunia Games Con (DG Con) 2022 yang digelar Telkomsel akhir bulan lalu, dengan sebagian hadirin anak belasan tahun. Ini sesuai potret gamers Indonesia (versi Lamelight Networks) yang 35 persen berada di rentang usia 10-20 tahun.

DG Con 2022 merupakan gabungan dari kesuksesan dua kegiatan sebelumnya, DG Fest dan DG Award yang di penghujung 2021, meraih 1,7 juta pengunjung secara online dan turnamen tahunan Dunia Games League dengan 19 juta penonton. Tahun ini digelar turnamen games Free Fire melalui Dunia Games League 2022.

Sukses dari game

Bagi sejumlah gamers, dunia games bisa jadi ajang membuktikan kesuksesan meraih pendapatan. Sebagai contoh Ahmad Nurodin yang bergabung menjadi gamer di Geekzwolf.

Mahasiswa tingkat akhir perguruan tinggi swasta di Jakarta ini berpenghasilan lebih dari Rp 5 juta sebulan dari bermain blockchain game.

Masih banyak nama yang melejit dari sukses berkompetisi di ajang eSports. Tim-tim asal Indonesia yang mondar-mandir di Dunia Games League punya segudang prestasi yang membanggakan di leval regional maupun internasional.

Pertumbuhan industri game dan bertambahnya gamers di Indonesia tidak lepas dari penetrasi smartphone. Mobile game tertinggi didominasi pengguna OS Android.

Newzoo merilis data penetrasi smartphone di Indonesia mencapai 64,8 persen, jumlah pengunanya 178 jutaan. Masih mungkin berkembang lagi menu-menu, terutama game yang dapat dikembangkan.

Dari sisi pengguna, berdasar consumer insight, menurut Limelight Networks, orang Indonesia menghabiskan sekitar 8,54 jam per minggu untuk bermain game.

Sedikit lebih tinggi dibanding rata-rata orang Asia, dan Indonesia di urutan keempat dalam statistik ini, di belakang China, Vietnam, dan India.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com