Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Pupus, Ambisi Google Membesarkan Cloud Gaming Stadia

Kompas.com - 19/01/2023, 12:03 WIB
Penulis Bill Clinten
|

KOMPAS.com - Ambisi Google membesarkan ekosistem cloud gaming kini pupus. Sesuai dengan pengumuman pada September 2022 lalu, Google kini resmi menutup layanan cloud gaming Stadia.

Google Stadia ditutup per 18 Januari 2023 waktu Amerika Serikat atau 19 Januari 2023 waktu Indonesia.

Dengan ditutupnya layanan ini, pengguna otomatis tak bisa lagi menikmati dan memainkan game secara streaming via internet lewat platform atau aplikasi Stadia. Hal ini juga diumumkan oleh akun Twitter resmi Stadia.

"Kepada para pemain dan mitra kami, tim kami, komunitas, dan penggemar, terima kasih untuk semuanya. Mulai pukul 23:59 PT hari ini, kami keluar dari cloud," tulis Stadia.

Dalam keterangan resmi di halaman Stadia Help, Google mengeklaim pihaknya telah melakukan proses pengembalian dana (refund) kepada para pelanggan sejak 9 November 2022 lalu, dan proses refund disebut masih berlangsung hingga hari ini, Kamis (19/1/2023)

Baca juga: Ramai Game “Kasir-kasiran” Supermarket Cashier Simulator, Begini Cara Mainnya

Stadia sendiri diluncurkan pada Maret 2019 lalu dalam ajang Game Developer Conference (GDC), dan diramalkan bakal membawa "cara baru dalam bermain game". Namun, ambisi Google ini tak berjalan lancar dan hanya bertahan tiga tahun. 

Pada saat pengumuman penutupan layanan September lalu, Vice President and General Manager Stadia, Phil Harrison, mengatakan bahwa layanan ini terpaksa harus ditutup karena kurang diminati oleh pengguna.

"Meski Stadia dibekali dengan teknologi mumpuni, layanan gaming tersebut ternyata belum mampu menggaet jumlah pengguna yang kami harapkan. Sehingga, kami memutuskan untuk mulai menghentikan layanan tersebut," ujar Phil kala itu.

Setelah layanan berhenti, Phil menjelaskan bahwa beragam teknologi yang berkaitan dengan Stadia nantinya bakal bisa dipakai untuk mengembangkan layanan Google lainnya supaya tidak mubazir.

“Kami melihat peluang yang cukup baik untuk menerapkan teknologi Stadia di sejumlah layanan Google lain macam YouTube, Google Play, hingga segmen Augmented Reality (AR) kami," jelas Phil.

"Kami juga bisa membuat teknologi-teknologi tersebut tersedia bagi sejumlah mitra kami, supaya mereka bisa fokus ke industri game," imbuh Phil.

Baca juga: TikToker Ubah Kompor Gas Portabel Jadi PC Gaming

Layanan streaming game berbanderol Rp 150.000/bulan

Google Stadia merupakan layanan streaming game yang bisa menikmati dengan berlangganan, yaitu dengan biaya langganan termurah 10 dollar AS atau sekitar Rp 150.000/bulan.

Dengan merogoh kocek sebesar itu, pengguna bisa memainkan game-game favorit mereka secara streaming di layanan Stadia dari berbagai perangkat yang didukung, tanpa harus memasang (install) game di perangkat tersebut.

Google menganjurkan pemain membutuhkan koneksi internet dengan kecepatan minimal 10 Mbps untuk memainkan game-game yang ada di Stadia dengan lancar.

Meski demikian, layanan ini tampaknya belum bisa menjangkau banyak pengguna. Sebab, Stadia hanya tersedia secara terbatas di Amerika Serikat, Kanada, Inggris dan sebagian besar Eropa.

Artinya, layanan ini belum bisa dimainkan oleh pengguna di Asia, termasuk Indonesia. Keterbatasan ini mungkin saja bisa jadi penyebab mengapa Stadia kurang populer di kalangan gamers.

Selain itu, niat pengguna berlangganan Stadia juga mungkin dipengaruhi oleh jumlah game di Stadia, yang bisa dibilang cukup terbatas.

Ketersediaan layanan dan jumlah game bisa dibilang merupakan dua hal yang menjadi faktor pemicu pengguna untuk berlangganan, tentunya selain harga langganan per bulan. 

Boleh jadi, layanan Stadia juga tidak dilirik pengguna dan terpaksa harus ditutup karena kalah saing atau tidak sepopuler layanan cloud gaming lain yang ditawarkan sejumlah perusahaan besar. 

Sebut saja Microsoft dengan Xbox Live, Sony dengan PlayStation Now (PSNow), hingga Nvidia dengan GeForce Now.

Ketiga perusahaan ini memang sudah terjun ke industri gaming lebih lama dibanding Google, sehingga sangat masuk akal apabila pengguna lebih memilih salah satu dari ketiga perusahaan ini dibanding Google untuk menikmati layanan cloud gaming sempurna.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke