Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riot Games Diperas, Rp 149 Miliar Atau Kode Anti-cheat "League of Legends" Disebar

Kompas.com - 26/01/2023, 09:47 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Penerbit game asal Amerika Serikat (AS) Riot Games menjadi korban peretasan. Sistem komputer pembuat game Valorant, League of Legends, dan Wild Rift ini dibobol dan isinya disandera peretas.

Peretas (hacker) dilaporkan masuk ke sistem pengembang Riot Games dan mencuri kode sumber (source code) anti-cheat dan seluruh game League of Legends (LoL) beserta tools-nya. Packman, anti-cheat mode pengguna milik Riot Games juga disebut ikut dicuri.

Menurut laporan Vice, hacker mengirimi sebuah e-mail kepada Riot Games untuk meminta tebusan sebesar 10 juta dollar AS atau sekitar Rp 149 miliar.

Hacker memberikan waktu 12 jam kepada Riot Games untuk merespons permintaan tebusan dari peretas. Bila permintaannya dipenuhi, hacker mengaku bakal menghapus source code game League of Legends dari server miliknya.

Sebaliknya, bila tebusan uang Rp 149 miliar itu tidak diladeni, maka hacker mengancam bakal menyebar source code LoL dan anti-cheat milik Riot Games ke publik.

Lewat e-mail yang sama, peretas mengirimi file PDF berisi daftar pohon untuk kode sumber Packman dan League of Legends sebagai bukti.

"Jika Anda memerlukan file apa pun sebagai bukti, kirim pesan kepada kami dan kami akan memberikan Anda file mentahnya," tulis hacker dalam e-mail, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Vice, Kamis (26/1/2023).

Bila kode sumber benar-benar disebar ke publik, ini tampaknya bakal menjadi suatu mimpi buruk bagi Riot Games. Sebab, ini bakal memudahkan pengembang cheat untuk memahami game dan mengembangkan cheat baru. Di samping itu, kode sumber game juga bakal memudahkan pembuatan server atau klien pihak ketiga.

Baca juga: Pembuat Game Valorant dan League of Legends Bakal Buka Kantor di Indonesia

Riot Games kerja keras untuk perbaiki

Dalam sebuah utas (thread) di Twitter, Riot Games membenarkan bahwa bahwa sistem pengembang perusahannya telah diretas melalui serangan rekayasa sosial alias social engineering attack.

Tak dijelaskan secara spesifik teknik social engineering attack apa yang dipakai hacker untuk membobol sistem pengembang Riot Games. Riot Games hanya mengungkapkan data atau informasi pribadi pemain tidak ada yang diambil oleh hacker.

Dalam thread terpisah, penerbit game Valorant ini menolak untuk membayar tebusan sebesar 10 juta dollar AS yang diminta hacker.

"Tak perlu dikatakan, kami tidak akan membayar," twit @riotgames.

Saat ini, Riot Games memastikan timnya sedang bekerja keras untuk memperbaiki masalah ini. Karena menolak membayar tebusan, Riot Games juga telah menilai dampak bila sumber kode anti-cheat miliknya disebar, sembari menyiapkan perbaikan atau tambalan (patch) keamanan secepat mungkin untuk beberapa game.

Baca juga: Kartu Kredit Bos Riot Games Dipakai untuk Tambang Mata Uang Kripto

Selagi diperbaiki, Riot Games belum bisa untuk merilis konten baru kepada para pemain.

Riot Games juga memastikan pihaknya akan mengevaluasi serangan tersebut dan mengaudit sistemnya.

Riot Games juga bakal merilis laporan lengkap yang merinci teknik penyerang, area kontrol keamanan Riot yang rentan, dan langkah-langkah yang diambil perusahaan untuk memastikan peretasan macam ini tidak terjadi lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com