“Saya pikir Anda bisa melihat populasi generasi-Z bahwa mereka lelah menatap layar. Mereka tidak tahu apa yang terjadi dengan kesehatan mental mereka dan berusaha untuk mengambil langkah mundur,” ujar Briones.
Dalam laporan yang sama, sejumlah pakar mengakui bahwa penggunaan smartphone memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap kesehatan mental seseorang, khususnya kalangan remaja.
Ditambah, sejumlah anak dan remaja AS sudah diberikan akses smartphone di usia yang masih sangat muda, yakni 11 tahun. Hal ini kerap menjadi kekhawatiran sejumlah pakar dan pihak pemerintah setempat.
“Apa yang disampaikan orang di media sosial adalah tentang hal-hal baik dalam hidup mereka. Yang mana, hal tersebut membuat sebagian orang menganggap hidupnya tidak sebaik di media sosial," ujar Vice Chair Insititute for Internet and Technology Addiction, Maya Rupert.
"Itu akan berubah menjadi efek negatif yang berimbas pada kepercayaan diri dan kesejahteraan hidup,” imbuh Rupert.
Menurut data yang dipaparkan CNBC, pengguna smartphone di kalangan remaja meningkat seiring berjalannya waktu. Sementara itu, sebagian remaja mengaku ada yang kecanduan bermain ponsel dan dianggap memiliki potensi buruk pada kesehatan mental anak.
Pakar mengimbau bahwa setiap orang tua harus mulai mengedukasi dan membatasi kebiasaan penggunaan smartphone pada anak. Bukan berarti menghentikan penggunaan smartphone sepenuhnya, melainkan mengajak anak untuk rehat sejenak dari layar.
Sementara itu, sebagaimana yang sempat disinggung di awal, popularitas penggunaan feature phone di kalangan remaja juga dirasakan oleh beberapa vendor ponsel.
Salah satunya seperti HMD Global selaku pemegang lisensi smartphone Nokia yang memproduksi feature phone dengan model lipat dan model biasa. Dengan adanya tren ini di AS, feature phone bikinan Nokia juga ikut mengalami peningkatan penjualan.
HMD Global mengungkapkan bahwa feature phone model lipat terjual puluhan ribu unit setiap bulannya. Namun, di saat yang bersamaan, feature phone model reguler mengalami penurunan penjualan.
“Generasi yang lebih tua banyak yang menggunakan ponsel Nokia bahkan sampai sekarang. Namun, saya pikir ini adalah sesuatu yang kami usahakan untuk terus memperkenalkan inovasi baru. Jadi, feature phone bisa terus berguna di masyarakat modern,” ujar Chief Marketing Officer Nokia Mobile and HMD Global, Lars Silberbauer.
Selain Nokia, terdapat juga dua vendor feature phone yang cukup diminati di AS, yakni Punkt dan Light. Keduanya menawarkan perangkat yang memiliki fitur dan fungsi sangat sederhana. Bahkan, model perangkatnya juga kecil.
“Apa yang kami lakukan di ponsel Light adalah bukan menciptakan ponsel bodoh, tetapi ingin menciptakan ponsel premium yang minimalis dan tidak ditujukan untuk anti-teknologi,” ujar Co-founder Light, Joe Hollier.
Baca juga: Pangsa Pasar Ponsel Fitur Meningkat
“Namun, (kehadiran ponsel Light) ingin mendorong pengguna membuat pilihan secara sadar bagaimana dan kapan menggunakan teknologi guna meningkatkan kualitas dalam hidup,” tambah Hollier.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.