Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menu Status WhatsApp Berubah Jadi “Pembaruan” dan Mirip Story IG, Kenapa?

Kompas.com - Diperbarui 16/09/2023, 07:16 WIB
Zulfikar Hardiansyah

Penulis

KOMPAS.com - Aplikasi WhatsApp mengalami beberapa perubahan tampilan akhir-akhir ini. Salah satu perubahan itu bisa dilihat dengan kemunculan nama menu baru bertajuk “pembaruan”. Menu pembaruan WhatsApp itu menggantikan menu status.

Daftar status yang dibuat oleh kontak sekarang berada di menu pembaruan WhatsApp, bukan lagi di menu status. Tampilan daftar status yang ada di menu pembaruan WhatsApp pun sekarang ikut berubah.

Baca juga: Fitur Baru WhatsApp Channel Meluncur Global, Termasuk di Indonesia

Untuk diketahui, status yang dibuat oleh para kontak di WhatsApp biasanya bakal tersusun dalam daftar vertikal (menurun). Kini, status WhatsApp tersebut tersusun dalam daftar yang horizontal (menyamping).

Perubahan nama menu status WhatsApp menjadi “pembaruan” dan tampilan daftarnya yang tersusun menyamping itu bisa dilihat lebih jelas pada gambar di bawah ini.

Menus status WhatsApp yang berubah namanya jadi pembaruan dan tampilan daftarnya jadi tersusun menyamping mirip Story IG.KOMPAS.com/Zulfikar Hardiansyah Menus status WhatsApp yang berubah namanya jadi pembaruan dan tampilan daftarnya jadi tersusun menyamping mirip Story IG.

Berdasarkan gambar di atas, tampilan daftar status di menu pembaruan WhatsApp itu bisa dibilang jadi mirip dengan tampilan Instagram Story (Story IG), yang horizontal atau menyamping, bukan lagi vertikal.

Lantas, kenapa menu status WhatsApp berubah jadi “pembaruan” dan tampilan daftarnya jadi mirip Story IG? Jika penasaran ingin mengetahui lebih lanjut, berikut adalah penjelasan mengenai penyebab perubahan tampilan tersebut.

Penyebab menu status WhatsApp berubah jadi “pembaruan” dan mirip Story IG

Menu status WhatsApp berubah jadi “pembaruan” dan tampilan daftarnya jadi mirip Story IG disebabkan karena terdapat fitur baru, yakni fitur saluran atau channel. Fitur baru saluran WhatsApp itu terletak di halaman status WhatsApp.

Keberadaan fitur saluran WhatsApp itulah yang membuat tampilan daftar status WhatsApp berubah mirip Story IG. Selain itu, dengan ketambahan fitur tersebut, nama menu status kini juga berubah jadi “pembaruan”.

Jadi, di halaman status WhatsApp yang nama menunya kini bukan lagi bertajuk “status”, melainkan telah berubah jadi menu pembaruan WhatsApp, pengguna bakal disajikan dengan dua fitur sekaligus, yakni status dan saluran WhatsApp.

Fitur saluran WhatsApp

Lantas, apa itu fitur saluran WhatsApp yang bergabung dengan fitur status? Saluran WhatsApp merupakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mengikuti (follow) kanal informasi dari akun terverifikasi bercentang hijau dari berbagai wilayah.

Di Indonesia, contoh akun terverifikasi yang memiliki kanal informasi di WhatsApp antara lain, seperti BMKG, Kominfo, Kemenkes, Kemendikbud, Kemendag, OJK, Bawaslu, dan masih banyak lagi.

Dengan fitur saluran WhatsApp, pengguna dapat mengikuti akun channel dari lembaga atau instansi terkait untuk mendapatkan pesan atau informasi terbaru. Admin kanal bakal mengirimkan informasi terbaru di WhatsApp pengguna yang bersifat satu arah.

Dengan kata lain, pengguna tidak dapat membalas pesan atau informasi yang dibagikan oleh admin kanal. Di ruang obrolan kanal, pengguna hanya bisa berinteraksi dengan memberikan reaksi berupa emoji atas informasi yang dibagikan admin.

Secara pengoperasian, fitur saluran WhatsApp bisa dibilang mirip dengan fitur channel di DM Instagram ataupun Telegram. Jadi, admin kanal bisa membagikan informasi, tetapi pengguna tak bisa membalasnya dengan chat.

Channel-channel yang telah diikuti pengguna tidak akan diletakkan pada daftar obrolan. Akun channel atau saluran yang telah diikuti bakal bertempat semua di menu pembaruan WhatsApp bergabung dengan status.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com