Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aplikasi Berita Bikinan Pendiri Instagram Ditutup

Kompas.com - 15/01/2024, 07:07 WIB
Mikhaangelo Fabialdi Nurhapy,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aplikasi agregator berita sekaligus media sosial Artifact bikinan pendiri Instagram, akan ditutup pada akhir Februari 2024. Usia Artifact hanya setahun setelah aplikasi tersebut diluncurkan pada 2023 lalu.

Artifact merupakan aplikasi yang dibuat oleh duo pendiri Instagram, Kevin Systrom dan Mike Krieger. Aplikasi ini menawarkan umpan berita (News Feed) berbasis kecerdasan buatan (AI), yang kemudian diperbarui dengan fitur media sosial seperti utas komentar (thread).

Menurut posting blog CEO Artifact Kevin Systrom di Medium, Artifact ditutup karena peluang pasarnya yang kecil.

"Kami telah membangun sesuatu yang disukai oleh pengguna inti kami, tetapi kami menyimpulkan bahwa peluang pasar yang ada tidak besar untuk menjamin investasi berkelanjutan," tulis Systrom pada Sabtu (13/1/2024).

"Bagi perusahaan startup, hal ini mudah untuk diabaikan. Namun, sering kali pengambilan keputusan lebih awal akan lebih baik bagi semua orang yang terlibat (dalam pembuatan Artifact)," imbuh Systrom.

Baca juga: Pendiri Instagram Bikin Medsos Baru “Artifact”, TikTok dalam Bentuk Teks

Saat ini, Artifact masih bisa diunduh di toko aplikasi Apple App Store (iOS) dan Google Play Store (Android) termasuk di Indonesia. Akan tetapi, sejumlah fitur Artifact sudah mulai dihapus sebagai bentuk persiapan penutupan aplikasi itu.

Lebih spesifiknya, pengguna sudah tidak bisa membuat komentar atau posting baru. Sebab, Artifact tidak memiliki staf yang dibutuhkan untuk mengawasi (moderate) berbagai konten yang dibuat pengguna.

Di sisi lain, pengguna masih bisa melihat posting yang dibuat lewat menu "Profile". Artifact juga masih akan mengumpulkan berita hingga akhir Februari tahun ini.

Selain penutupan aplikasi, Systrom juga mengumumkan bahwa tim Artifact yang terdiri dari delapan orang bakal dibubarkan. Ia mengatakan dirinya sangat bersemangat untuk terus membangun hal-hal baru.

Posting blog tersebut dilanjutkan dengan pernyataan Systrom terkait kepentingan berita bagi investasi startup.

Menurutnya, kita berada di momen yang mana berbagai media berita ditutup atau sedang kesulitan, dan penerbit berita memiliki hubungan yang buruk dengan perusahaan teknologi terkemuka.

Harapannya, teknologi bisa mencari cara untuk melestarikan, mendukung, dan mengembangkan berbagai institusi berita ini, lalu institusi berita tersebut bisa menemukan cara untuk memanfaatkan kecerdasan buatan.

Systrom pun menutup posting blog dengan rasa terima kasihnya kepada komunitas Artifact.

"Kami optimistis tentang masa depan dan ingin berterima kasih kepada komunitas kami, karena telah menjadi bagian dari petualangan yang kami sebut Artifact," pungkas Systrom sebagaimana dikutip KompasTekno dari Medium, Senin (15/1/2024).

Baca juga: Artifact, Aplikasi Berita Buatan Pendiri Instagram Hadir di Indonesia

Didirikan pada Januari 2023

Sebagai informasi, Artifact pertama kali didirikan pada akhir Januari 2023. Aplikasi ini berbeda dari agregator berita lainnya, karena menawarkan umpan berita berbasis kecerdasan buatan. Dengan begitu, pengguna bisa membaca artikel berita yang dipersonalisasi.

Sepengalaman KompasTekno, saat pertama kali menggunakan Artifact, pengguna diminta untuk memilih 10 atau lebih topik berita yang diminati. Hal ini bertujuan untuk mempersonalisasi News Feed pengguna.

Selanjutnya, bila pengguna memiliki langganan di outlet media seperti The New York Times, Washington Post, Financial Time atau media lainnya, pengguna bisa memilihnya. Dengan begitu, Artifact akan memprioritaskan berita-berita dari media tersebut di News Feed pengguna.

Ketika membaca berita, pengguna bisa memberikan umpan balik "jempol ke bawah". Dengan begitu, Artifact akan mengurangi menampilkan artikel macam itu lagi. Pengguna juga memiliki opsi "Snooze Publisher", agar tak lagi membaca berita dari outlet berita tersebut.

Pada April 2023, aplikasi ini melebarkan sayapnya ke kreasi konten. Pengguna tidak hanya bisa membaca berita, tetapi juga bisa merancang profilnya, membuat utas komentar, dan menggunakan sistem voting.

Aplikasi ini pada awalnya mendapatkan apresiasi dari pengguna dan profesional di ranah berita. Akan tetapi, tampaknya Artifact tidak bisa mengalahkan kepopuleran media sosial lainnya, seperti Reddit dan X (dahulu Twitter).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Huawei MateBook X Pro 2024 Meluncur, Laptop yang Ramping dan Tangguh

Huawei MateBook X Pro 2024 Meluncur, Laptop yang Ramping dan Tangguh

Gadget
Arloji Pintar Huawei Watch Fit 3 Meluncur di Asia, Harga Rp 2 Jutaan

Arloji Pintar Huawei Watch Fit 3 Meluncur di Asia, Harga Rp 2 Jutaan

Gadget
4 Cara Membuat Link WhatsApp dengan Mudah buat Chat Langsung Tanpa Simpan Nomor

4 Cara Membuat Link WhatsApp dengan Mudah buat Chat Langsung Tanpa Simpan Nomor

e-Business
WD Perkenalkan SSD Eksternal SanDisk Desk Drive 8 TB

WD Perkenalkan SSD Eksternal SanDisk Desk Drive 8 TB

Hardware
Mengulik Kemampuan Fredrinn, Hero 'Tank' Mobile Legends yang Sering Dipasang Jadi 'Jungler'

Mengulik Kemampuan Fredrinn, Hero "Tank" Mobile Legends yang Sering Dipasang Jadi "Jungler"

Game
HP iQoo Z9 5G dan Z9x Rilis di Indonesia 21 Mei, Intip Spesifikasinya

HP iQoo Z9 5G dan Z9x Rilis di Indonesia 21 Mei, Intip Spesifikasinya

Gadget
HMD Siapkan 'HMD Arrow', HP Buatan Sendiri untuk Pasar India

HMD Siapkan "HMD Arrow", HP Buatan Sendiri untuk Pasar India

Gadget
Cara Kirim E-mail Gmail ke Banyak Alamat Sekaligus

Cara Kirim E-mail Gmail ke Banyak Alamat Sekaligus

Software
Microsoft Tutup 4 Studio Game, Termasuk Pembuat Game Populer 'Redfall'

Microsoft Tutup 4 Studio Game, Termasuk Pembuat Game Populer "Redfall"

e-Business
5 Konsol Game yang Tidak Laku di Pasar, Dua di Antaranya dari Nintendo

5 Konsol Game yang Tidak Laku di Pasar, Dua di Antaranya dari Nintendo

Game
Orang Terkaya Dunia Elon Musk Tak Hanya Jadi Bos Tesla dan SpaceX, Ini Bisnis Lainnya

Orang Terkaya Dunia Elon Musk Tak Hanya Jadi Bos Tesla dan SpaceX, Ini Bisnis Lainnya

e-Business
Wawancara Eksklusif Kompas.com dengan CEO Microsoft Satya Nadella, Ungkap Manfaat AI di Indonesia

Wawancara Eksklusif Kompas.com dengan CEO Microsoft Satya Nadella, Ungkap Manfaat AI di Indonesia

e-Business
Iklan iPad Pro Diprotes Warganet, Apple Minta Maaf

Iklan iPad Pro Diprotes Warganet, Apple Minta Maaf

Internet
Fitur Mirip Circle to Search Android Hadir di iPhone 15

Fitur Mirip Circle to Search Android Hadir di iPhone 15

Software
Sejarah DJI, Penguasa Pasar 'Drone' yang Berawal dari Kamar Kos

Sejarah DJI, Penguasa Pasar "Drone" yang Berawal dari Kamar Kos

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com