Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Merger Grab dan Gojek Kembali Menyeruak

Kompas.com - 10/02/2024, 09:06 WIB
Bill Clinten,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

Seperti diketahui, isu merger terkait Grab dan Gojek sebenarnya sudah terdengar pada 2020 lalu, tepatnya sebelum Gojek tergabung ke dalam GoTo Group bersama Tokopedia

Kala itu, dorongan merger dua perusahaan ride hailing ini kabarnya diinisiasi oleh Masayoshi Son yang tidak lain adalah CEO Softbank Group, investor terbesar Grab.

Mendekati akhir 2020, isu merger Gojek dan Grab semakin menguat. Bahkan, keduanya disebut hampir menemukan titik temu. Akan tetapi, sejumlah klausul agaknya menjadi ganjalan.

Menurut rumor yang beredar saat itu, Grab disebut ingin menjadi pihak yang dominan setelah merger terjadi. Pendiri dan CEO Grab, Anthony Tan akan menjadi CEO entitas gabungan di wilayah Asia Tenggara.

Sementara petinggi Gojek akan menjalankan gabungan entitas bisnis di wilayah Indonesia dan tetap berada di bawah nama Gojek.

Namun, kesepakatan ini tetap membutuhkan persetujuan dari regulator dan pemerintah. Sebab, keduanya adalah dua perusahaan decacorn di Asia Tenggara yang memiliki nilai valuasi masing-masing lebih dari 10 miliar dollar AS.

Baca juga: 4 Akuisisi dan Merger Perusahaan Teknologi Indonesia Sepanjang 2022

Di Indonesia, merger harus mendapat izin dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sebagai otoritas persaingan usaha. Indonesia sendiri masih menerapkan sistem post merger notification dalam proses pemberitahuan merger dan akuisisi perusahaan.

Ketika isu merger Gojek dan Grab kian terdengar, muncul kekhawatiran terjadinya monopoli pasar. Sebab, keduanya sama sama kuat di bidang layanan ride hailing.

Bahkan, Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia kala itu mengancam akan menggelar aksi besar-besaran, apabila merger antara Grab dan Gojek terwujud.

Menurut salah satu sumber, ketidaksepakatan utama dari rencana merger ini adalah soal struktur kepemilikan saham dari entitas gabungan.

Menurut informasi, Gojek telah meminta 40 persen bagian saham dari entitas merger. Jumlah tersebut, menurut Grab, secara fundamental terlalu banyak mengingat Grab berada dalam kondisi keuangan yang lebih baik dari Gojek.

Gojek yang "kawin" dengan Tokopedia

Kabar merger Gojek dan Grab ternyata hanya sampai di titik rencana. Entah apa yang membatalkan rencana tersebut, isu merger Grab dan Gojek seakan langsung teralihkan dengan kabar pendekatan Gojek dan Tokopedia.

Tepat di pekan pertama bulan Januari 2021, isu merger Gojek dan Tokopedia langsung muncul ke permukaan.

Bahkan di awal informasi ini beredar, Gojek dan Tokopedia disebut telah menandatangani lembar persyaratan terperinci untuk melakukan uji tuntas bisnis masing-masing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com