Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Bikin Aplikasi Virus Corona, Bisa Deteksi Siapa Saja yang Telah Berdekatan

Kompas.com - 17/02/2020, 06:44 WIB
Kevin Rizky Pratama,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber BBC News

KOMPAS.com - Pemerintah China berusaha menanggulangi wabah virus corona dengan meluncurkan aplikasi "close contact detector".

Diketahui aplikasi ini dikembangkan secara bersama oleh pihak pemerintah China dengan China Electronics Technology Group Corp (CETC).

Untuk menyediakan informasi yang akurat, CETC mengandalkan data dari sejumlah lembaga pemerintah seperti Komisi Kesehatan Nasional, Kementerian Transportasi, Komisi Kereta Api China dan Administrasi Penerbangan Sipil China.

Aplikasi ini diklaim mampu mengindikasikan status kesehatan seseorang ketika pengguna melakukan pertukaran data dengan individu tersebut. Dengan kata lain, pengguna dapat tahu kondisi seseorang apakah tengah mengidap virus corona atau tidak.

Baca juga: MWC 2020 Batal Digelar karena Wabah Virus Corona

Menurut agensi berita Xinhua, aplikasi ini dirilis sejak Sabtu (15/2/2020). Untuk menggunakannya, pengguna hanya perlu memindai (scan) QR Code pada aplikasi WeChat, Alipay, atau QQ.

Setelahnya pengguna dapat melakukan tahap registrasi dengan memasukkan data diri seperti nama lengkap, nomor ponsel, dan nomor identitas (KTP) pengguna pada aplikasi tersebut.

Aplikasi kemudian akan memberitahu, siapa saja orang-orang yang telah berdekatan dengan mereka, termasuk yang telah terindikasi terdampak virus corona. Aplikasi tersebut diklaim bisa mengidentifikasi hingga tiga identitas sekaligus yang telah berdekatan.

Meski pemerintah China dikenal menerapkan pengawasan tingkat tinggi pada privasi data warganya, namun aplikasi ini mendapat respons yang positif.

Baca juga: Produksi Smartphone Diprediksi Turun Dua Digit karena Wabah Corona

Seorang pengacara pada perusahaan teknologi di Hong Kong, Piper Carolyn Bigg menyampaikan opininya.

"Ini merupakan salah satu contoh pemanfaatan data dengan baik," jelas Piper seperti yang dirangkum KompasTekno dari BBC News, Senin (17/2/2020).

Pemerintah China mengklaim aplikasi ini sangat tepat sasaran pada warganya yang melakukan aktivitas bersama seperti bekerja di ruangan yang sama, anggota keluarga yang pernah mengalami kontak langsung dengan pengidap, dan pada pengguna transportasi umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com